
Jurnalis SMP Musasi wawancara dengan Wakasatlantas Polres Sidoarjo AKP Gusti Merta.
PWMU.CO – Empat wartawan majalah sekolah SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (SMP Musasi) mendatangi Pos Lantas Polresta Sidoarjo, Jumt (10/11/2017). Mereka menemui Wakasatlantas AKP I Gusti Merta.
Wartawan sekolah itu Kayla, Xava, dan Shahira, bertugas menjadi reporter saling bergantian mencatat dan mengajukan pertanyaan pada orang nomor dua di jajaran Satlantas Polresta Sidoarjo. Tak ketinggalan, Agnes, salah seorang fotografer, mengabadikan tiap momen wawancara tersebut.
AKP Gusti Merta mengatakan, pelanggaran lalu lintas di kalangan pelajar meningkat. Pelanggaran itu selain tidak memiliki SIM juga kelengkapan fisik motor.
Baca juga : Siswa SMP Musasi Kini Suka Mojok di Sudut Baca
Salah satu yang ingin ditanyakan mereka adalah program “Save Our Student, program ketertiban berlalu lintas besutan Satlantas Polresta Sidoarjo. Program yang sudah berjalan satu tahun itu setidaknya memiliki tujuan, yang salah satunya meminimalkan penggunaan kendaraan bermotor di kalangan pelajar
“Banyak yang kami temui, baik di media massa maupun di jalan raya, para pelajar SMP mengendarai kendaraan bermotor,” ungkap Kayla, menyatakan ihwal wawancaranya.
Gusti, panggilan Wakasatlantas Polresta Sidoarjo itu, tidak menampik fakta tersebut. Dia menjelaskan, program tersebut menyasar para pelajar sekolah yang melanggar lalu lintas.
“Mereka yang terjaring penertiban rata-rata masih berusia di bawah 17 tahun yang tidak memiliki SIM,” tuturnya. Dia menambahkan, di masa usia tersebut, aspek psikologis masih belum stabil, cenderung banyak ingin tahunya dan ingin mencoba hal-hal baru.
“Dari data yang diperoleh, tahun 2016 ada 6.630 pelajar yang melakukan pelanggaran. Dari jumlah tersebut sebanyak 4.398 merupakan siswa SMP yang ada di Sidoarjo. Jumlah laka lantas hingga meninggal dunia tahun 2016 sebanyak 14 orang, separuhnya adalah mereka yang berseragam putih-biru, alias yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama,” tambahnya.
Beberapa pertanyaan yang menggelitik juga tak luput dari para jurnalis cilik ini. Salah satunya dari Shahira. Dia mengajukan pertanyaan, bagaimana jika di kemudian hari, pelajar yang sudah ditindak tersebut masih mengulanginya lagi. Mendengar pertanyaan tersebut, Gusti tersenyum.
“Karena tanggung jawab pelajar masih di orangtua. Kami dari kepolisian akan memanggil orang tua,” katanya. “Lebih sayang mana, nyawa anak atau ‘nyawa’ motornya?” jawab Wakasatlantas. Tema Save Our Student, Selamatkan Siswa dari Ganasnya Jalan Raya menjadi topik majalah sekolah edisi kelima, yang rencananya akan terbit Desember mendatang. (das)