PWMU.CO – Pemikiran KH Ahmad Dahlan itu melompati zamannya karena tidak mengalami pra kondisi terlebih dahulu ketika mengaktualisasi Al Quran dalam dimensi kehidupan. Lompatan itu misalnya pelembagaan pranata sosial Islam berupa sekolah, panti asuhan, rumah sakit yang di zaman itu belum ada umat Islam berpikir ke arah situ.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir pada acara Milad Muhammadiyah ke 108 H dengan mengusung tema Muhammadiyah Merekat Kebersamaan di Aula Mas Mansur PWM Jatim, Sabtu (11/11/2017).
Baca juga : Kritik Haedar Nashir, Kekuasaan MK Melebihi Tuhan
”Zaman itu belum ada orang Islam berpikir membuka sekolah, madrasah, karena masih dominan model pesantren. Sekolah ini merupakan antitesa dari pesantren,” kata Haedar.
Nurcholis Madjid, ujar Haedar, mengakui lompatan pemikiran KH Ahmad Dahlan ini bukan hanya sebagai man of action karena gerakan Al Maun tapi ada lompatan pemikiran.
Lompatan itu lebih besar lagi ketika Ny. Walidah mendirikan Aisyiyah, sebuah gerakan perempuan di Indonesia yang tidak ada di Mesir, dan Timur Tengah lainnya. ”Ny Walidah mendirikan Aisyiyah itu tidak pernah belajar teori emansipasi, tapi Muhammadiyah sudah mendahului gerakan perempuan di zaman itu,” ujarnya.
Selain itu Haedar menyebutkan, Islam di Indonesia memiliki corak sangat majemuk. ”Corak Islam di Indonesia sangat majemuk, dan hal ini dipengaruhi oleh pembawa ajaran Islam di daerah masing-masing,” ujarnya.
Haedar mencontohkan beberapa daerah dengan karakter Islam yang berbeda berdasarkan kultur daerah dan penyebarannya. ”Maka kultur umat Islam di Sumatera bisa beda dengan kultur Islamnya dengan umat Islam di Jawa, begitu juga di daerah-daerah lain, hal ini dikarenakan pembawa ajaran berbeda ada yang saudagar, wali serta kultur daerah penyebaran yang berbeda pula,” paparnya.
Kemajemukan Islam di Indonesia salah satunya ialah ajaran Islam yang dibawakan oleh KH Ahmad Dahlan. ”Kiai Haji Ahmad Dahlan telah memberikan kontras dalam Islam di Indonesia, Ahmad Dahlan telah membawa Islam pembaharuan, sehingga mampu memengaruhi pemikiran dan inspirasi seorang Soekarno untuk mengenal lebih jauh seorang KH Ahmad Dahlan dengan segala ide dan pemikirannya,” jelasnya. (izzudin)
Discussion about this post