PWMU.CO – Manusia itu memang hebat. Ketika Allah menawarkan amanah kepada makhluk seperti langit, bumi, dan gunung, tidak ada yang sanggup memanggulnya, tapi manusia justru menerimanya.
“Manusia menerima amanah itu tidak dengan catatan, tapi mutlak menerimanya.”
Demikian yang disampaikan Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia Perwakilan Lamongan KH Mustofa Mutasam di hadapan jamaah Pengajian Jumat Pagi (10/11/17), di Masjid Taqwa Babat, Lamongan.
Manusia menerima amanah itu, kata Musthofa, karena telah dibekali akal. “Dengan akal itulah manusia menjadi mulia,” kata dia sembari menjelaskan bahwa dengan akal itu manusia dapat menyelam ke laut atau terbang ke angkasa.
“Karena itu, hendaklah seorang Muslim menggunakan akalnya untuk menyerap ilmu, mengikuti perkembangan dunia,” tuturnya. Sebab kalau hal ini tidak dilakukan umat Islam, maka mudah untuk dikuasai.
“Kalau ada yang berkata, orang yang kena stroke itu karena beban berat pikirannya, maka itu keliru. Tanda dia takut maju,” ujarnya.
Dia juga mengingatkan agar orang mukmin tidak khawatir. Karena Allah SWT pasti akan memberikan pertolongan.
“Pasti akan ditolong, dilindungi, dan diberi petunjuk. Jika benar-benar membuktikan iman mereka. Sebaliknya mereka yang tidak beriman, maka hidupnya akan dibiarkan dalam penyimpangan meskipun tergolong sukses,” tegasnya.
Ketika meniupkan ruh, kata Musthofa, Allah menegaskan, mereka yang mensucikan jiwanya akan menjadi orang beruntung. Sedangkan orang yang mengotori jiwanya akan merugi.
“Itu sesuai Al-Quran surat Asy Syam: 8-10. Jiwa yang suci itulah yang sanggup melaksanakan amanah. Maka saat seorang muslim mendzalimi saudara muslim lainnya, berselingkuh, korupsi, sebenarnya, ia tahu dan sadar. Ia berani mendustai hati nurani,” urainya.
Sebelum menutup ceramahnya, Mustofa mengatakan, dua kaki seorang hamba tidak dapat bergerak pada hari kiamat, hingga mereka ditanya tentang empat hal. Pertama, tentang umurnya untuk apa. dihabiskan untuk foya-foya atau berbuat yang baik.
Kedua, untuk apa ilmunya, yang mana saja yang diamalkan. Ketiga, hartanya dari mana dan digunakan untuk apa. Keempat, tubuhnya untuk apa ia manfaatkan.
“Mumpung masih muda, contohlah Muadz bin Jabal, Usamah bin Zaid, Ashabul Kahfi. Semuanya itu berjasa,” ujarnya.
Dia pun berpesan, semua yang diamanahkan akan dimintai pertanggungjawaban. “Sumpah dokter, sumpah perawat, sumpah prajurit, sumpah guru, sumpah Presiden. Sudahkah dilaksanakan?” tuturnya. (sueb/ilmi)
Discussion about this post