PWMU.CO – Untuk menjadi tenda kultural, Muhammadiyah harus memberikan apresiasi terhadap kebudayaan.
Karena itu, Muhammadiyah harus segera menyelesaikan problem hubungan antara agama dan kebudayaan.
Demikian dikatakan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Hajriyanto Y. Thohari menyikapi masih adanya problem soal kebudayaan di internal Muhammadiyah.
Menurut Hajri, Muhammadiyah harus bisa meng-clear-kan mana-mana yang masuk domain agama dan mana-mana yang murni merupakan kebudayaan.
“Segala sesuatu yang masuk dalam ranah agama, maka harus dimurnikan semurni-murninya,” ungkapnya dalam peringatan Milad Muhammadiyah ke 108 yang diadakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Aula KH Mas Mansyur Kantor PWM Jatim, Sabtu (11/11/2017).
Sebaliknya, lanjut Hajri–panggilan akrabnya—jika yang dilakukan oleh masyarakat itu murni masuk ranah kebudayaan, maka kita dituntut harus kreatif dan inovatif.
“Selama kebudayaan itu tidak merusak ketauhidan dan akidah umat Islam, ya itu diperbolehkan alias sah-sah saja,” terangnya di hadapan ratusan jamaah Muhammadiyah se-Jatim.
Kebudayaan, kata Hajri, pengertiannya luas. Bukan hanya terbatas dalam hal kesenian dan kesusastraan saja.
“Sistem ilmu pengetahuan, sistem teknologi informasi, dan sistem kemasyarakatan juga termasuk dalam lingkup kebudayaan. Bahkan sistem politik juga merupakan kebudayaan,” pungkasnya. (aan)
Discussion about this post