
PWMU.CO – Untuk menghadapi zaman yang tidak menentu, keluarga bertanggungjawab untuk mendidik generasi masa depan dengan pendidikan agama yang kokoh. Paling tidak ada delapan hal yang harus ditekankan. Hal itu ditegaskan Alpha Amirrachman, dalam khutbah Idul Fitri di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 31 Maret ini. Lebih dari 1.000 orang mengikuti dan meramaikan salat Idul Fitri di Kampus Putih.
Lebih lanjut, Alpha mengatakan bahwa banyak hal yang menjadi bukti bahwa zaman idak menentu. Mulai dari banyaknya PHK, hingga menurunnya daya beli masyarakat. Maka, keluarga perlu membekali anak-anak dan anggota keluarga dalam mengahadapi situasi ini. Pertama, keluarga harus menekankan bahwa salat adalah pilar utama. Apalagi mengingat bahwa muslim sudah dilatih sebulan lamanya untuk konsisten dalam mendirikan salat. Salat juga menanamkan akan kebersamaan, ketenangan, kedamaian, dan harapan dalam hati.

Kedua dan ketiga yakni tadarus pemahaman Alquran dan doa sebagai benteng perlindungan. Menurutnya, membiasakan anak-anak untuk membaca doa akan menjadi senjata yang baik dan menghalai bahaya yang terlihat maupun yang tidak. Kemudian yang keempat adalah akhlak dan teladan yang nyata.
“Pendidikan agama tidak hanya berkisar pada ibadah ritual saja, tapi juga pada akhlak yang mulia. Maka mengajarkan anak-anak hidup sederhana, menghargai rezeki, dan berbagi ke sesame tentu akan sangat bermanfaat. Tidak hanya bagi diri anak-anak sendiri tapi juga untuk masyarakat secara luas nantinya,” kata Alpha menegaskan.
Hal kelima yang perlu diajarkan pada anggota keluarga adalah tauhid sebagai fondasi. Alpha menyebut contoh Luqman yang mengajarkan tauhid sebagai dasar keimanan. Menurutnya, mengajak anak mengenal Allah melalu ciptaanNya sangat diperlukan. Mulai dari ciptaan seperti matahari, bulan, hujan, dan lainnya.

Keenam yakni tradisi kebaikan Ramadan. Ramadan mengajarkan manusia untuk bertahajjud, sedekah, dan puasa. Melanjutkan hal-hal itu di bulan-bulan lain menjadi tugas utama yang harus diemban oleh kleuarga.
“Lalu yang ketujuh dan kedepalan yakni cerita inspirasi keagamaan dan solidaritas keluarga. Keluarga memang seyogyanya menjadi rumah bernaung Bersama dalam keadaan suka maupun duka. Maka dari itu, mari bangun solidaritas keluarga dengan baik,” tegasnya.
Di sisi lain, Rektor UMM Nazaruddin Malik mengucapkan terimakasih kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah mendukung suasana kondusif untuk belajar dan atsmosfer pendidikan di UMM. Selain itu, ia juga mengapresiasi panitia Ramadan yang sudah menjalankan berbagai acara menarik. Harapannya, warga kampus bisa menempa kehidupan rohaninya yang pada akhirnya menghasilkan energi baik dan mampu mencerahkan kehidupan manusia yang lebih bermartabat. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah