
PWMU.CO – Ahad (6/4/2025) menjadi hari yang menyedihkan bagi keluarga besar Aisyiyah Jombang. Pasalnya, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Jombang, Muli’ Inayatin tutup usia pada pukul 15.07 WIB.
Sejak sore hingga malam hari, ratusan pentakziah memadati kediaman keluarga almarhumah di Kalimalang, Pulo Lor, Jombang, untuk memberikan penghormatan terakhir dan mengantarkan beliau ke peristirahatan terakhirnya.
“Kami semua masih tak percaya. Padahal siang tadi beliau masih membagikan bakso buatannya kepada seluruh kerabat dan tetangga,” ujar Tetangganya, Iis Maftuhatin sambil terisak.
Mbak Atin, sapaan akrab dari tetangga dan keluarganya, meninggal dunia pada siang hari setelah menghadiri pernikahan temannya.
“Sepulang dari acara buwuh, istri saya mengeluh sesak napas dan minta dipijat sebentar. Setelah itu, ia meminta minum, namun segera dimuntahkan. Ia juga sempat meminta dibawa ke IGD, namun beberapa detik kemudian ia tak sadarkan diri. Sepertinya, itulah akhir hayatnya. Sangat cepat dan terasa begitu mudah,” ungkap sang suami, Moh Zuhdi.
Menurut pemilik Klinik Alif Medika Jombang, dr. Hariyanti, kematian Muli’ tergolong cepat dan tanpa rasa sakit.
“Memang sangat mengejutkan bagi keluarga yang ditinggalkan, namun dari segi medis, beliau wafat dengan cara yang sangat tenang dan tanpa rasa sakit,” ungkapnya.
Beberapa pelayat juga menyampaikan betapa mulianya sosok Muli’ yang berpulang ke hadirat Ilahi setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, tepat pada hari kedelapan bulan Syawal dalam keadaan kembali suci dan telah saling bermaafan.
Muli’ dikenal sebagai sosok yang inspiratif dalam memimpin Aisyiyah. Sebelum tutup usia, ia aktif menjalankan berbagai program bersama para anggotanya. Di antaranya, program pemberantasan tuberculosis (TB) Aisyiyah bersama Yabhysa, penanggulangan stunting melalui kegiatan rutin tebar telur dan makanan bergizi, pendirian Aisyiyah Senior Center Birrul Walidain untuk lansia, serta pengelolaan Rumah Sehat Aisyiyah yang bekerja sama dengan produk TH Network Indonesia. Ia juga sedang dalam proses mencetak seribu guru ngaji di Jombang.
Ibu tiga anak itu pun dikenal penyayang dan gemar mendermakan hartanya untuk yang membutuhkan uluran tangan.
Menurut pengakuan keluarga, Muli’ secara rutin mendata belasan anak yatim di desanya dan mencukupi kebutuhan harian mereka setiap hari. Bahkan, orang dengan gangguan jiwa dan para pengemis kerap datang ke rumahnya sekadar untuk mendapat sepiring nasi dan sedikit uang demi bertahan hidup.
“Ia selalu lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri,” ujar sang suami, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jombang.
Keluarga yang ditinggalkan membagikan seluruh pemberian dari para pentakziah kepada kerabat dan sahabat yang selama ini menjadi perhatian almarhumah. Termasuk kepada para sesepuh Aisyiyah yang telah purna tugas.
“Bu Muli’ itu sosok yang selalu mengayomi kami, para sesepuh,” ungkap Bendahara Pimpinan Daerah Aisyiyah Jombang, Munif.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah dua periode sebelum Muli’, Endang tak kuasa menahan tangis saat mengenang almarhumah.
“Biasanya, setiap lewat sini beliau selalu mampir, bawa jajan yang empuk-empuk untuk orang tua seperti saya,” tuturnya.
Saat membagikan barang-barang peninggalan almarhumah Muli’, keluarga menyadari bahwa banyak di antaranya yang sudah tidak ada. Rupanya, sejumlah sahabat mengaku bahwa almarhumah telah membagikan mukena kesayangannya kepada mereka.
Seorang mualaf dari Sawahan, Jombang, Bu Agus, bahkan bercerita bahwa sebelum wafat, almarhumah memintanya untuk memilih sendiri salah satu mukena miliknya.
Sementara itu, putri sulung almarhumah, Akfia Rizka Kumala, mengaku bahwa kepergian ibunya membawa banyak hikmah bagi keluarga dan orang-orang yang ditinggalkan.
“Setelah ibu tiada, kebaikan-kebaikan beliau justru semakin terlihat jelas. Ternyata ibu bersahabat dengan semua kalangan, dari orang dengan gangguan jiwa hingga pejabat publik. Semua memberikan kesaksian atas kebaikan hatinya. Bahkan, ibu tak pernah benar-benar membenci orang yang pernah mencelakainya sekalipun. Semoga ibu ditempatkan di Surga-Nya, dan kita semua bisa meneladani jejak kebaikannya. Aamiin,” ungkapnya. (*)
Penulis Erfin Editor Ni’matul Faizah