PWMU.CO – Kemajuan zaman memberikan kemudahan bagi manusia dalam berkativitas dan berinteraksi sehari-harinya. Namun kemajuan yang ada ini perlu kita sikapi dengan tepat, karena kalau tidak, generasi masa depan kita terancam menjadi generasi BLAST.
Demikian disampaikan Tutur Ummu Choiriyah Sholihah MPd kepada peserta kegiatan Parenting yang diikuti oleh wali murid SD Muhammadiyah 24 Ketintang-Surabaya, Sabtu, (11/11/17).
Perempuan yang akrab dipanggil Ustadzah Icha ini menjelaskan bahwa generasi BLAST terjadi karena proses pendidikan moral yang cenderung hanya melalui pendekatan kognisi atau hafalan saja,” ungkapnya. Selain itu, lanjutnya, komunikasi yang buruk dengan orang tua, hidup dikelilingi gadget dan kecanduan TV adalah faktor lainnya.
Generasi BLAST yang dimaksud Ustadzah Icha merupakan sinkatan dari Bored (gampang bosan), lonely (merasa sendirian), afraid (mudah takut), stress (tertekan), dan tired (gampang lelah/capek).
“Tentu kondisi ini sangat membahayakan bagi bangsa dan agama ini,” ujarnya. “Lalu bagaimana caranya melawannya?”
“Untuk menyiapkan generasi masa depan yang tangguh, kita harus memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak serta memperkuat aspek perkembangan nilai agama, moral, bahasa, motorik, sosial emosional, dan seni,” terang pengurus Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI) ini.
Salah satu cara yang efektif, paparnya, adalah membangun budaya bercerita. Mengutip penelitian David Mc Clelland Ustadzah Icha menjelaskan bahwa cerita atau dongeng sangat berhubungan dengan karakter sebuah bangsa. Menurutnya, bangsa-bangsa yang memiliki etos kerja dan perjuangan yang tinggi terbukti memiliki tradisi bercerita yang kuat.
Dia menjelaskan, dengan budaya bercerita yang kuat, maka akan terbangun kondisi terbaik “BEST” anak, yaitu Behave (baik iman dan ahlaq), Emphatic (baik hati), Smart (baik otaknya), Tough (baik fisik dan jiwanya)”
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 24 Surabaya Norma Setyaningrum menjelaskan, kegiatan parenting ini di SD ke untuk mengupdate problem-problem pendidikan dan solusi pemecahannya,” ujar dia.
Selain itu, kata dia, untuk membangun hubungan sinergis dengan wali murid sebagai tripusat pendidikan. “Dengan begitu, penguatan dan percepatan kualitas pendidikan siswa-siswi lebih mudah dan cepat diwujudkan,” kata Norma. (Erik)