
PWMU.CO – Suasana haru dan penuh semangat terasa dalam acara silaturahmi dan Triwulan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), ‘Aisyiyah (PRA), Ortom, serta majelis guru dan karyawan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) se-Kecamatan Tulangan, yang digelar di SD Muhdelta Tulangan, Jumat (18/4/2025).
Acara yang dimulai tepat pukul 08.00 WIB ini dihadiri oleh para tokoh PRM dan PRA se-Tulangan, serta Ortom dari Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM), Nasyiatul Aisyiyah (PCNA), Kwarcab Hizbul Wathan, IPM, dan Tapak Suci.
Sekretaris PCM Tulangan, Mashudi Harianto, melaporkan bahwa sebanyak 170 peserta telah mendaftar secara online, dan 114 hadir secara langsung. “Semua yang terdaftar nantinya akan mendapatkan batik Muhammadiyah yang dikirim langsung ke rumah masing-masing oleh Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM),” tulisnya dalam pesan WhatsApp.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tulangan, Abdillah Adhie SE, menyampaikan tiga pesan menyentuh yang menggugah semangat kebersamaan dan pengabdian warga persyarikatan.

Tiga Pesan Penuh Makna
Dalam sambutan pembukanya, Adhie memberikan penghormatan kepada seluruh sesepuh dan tokoh Muhammadiyah Tulangan. Ia menegaskan pentingnya menjalin kolaborasi antara PCM dan organ otonom di bawahnya.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang perlu kita selesaikan. Salah satunya adalah bagaimana kita bisa lebih optimal memfasilitasi program dan kegiatan teman-teman Ortom,” ungkapnya.
Ia menegaskan komitmennya untuk mewujudkan ide dan gagasan demi membangun Muhammadiyah yang lebih baik, tentu sesuai dengan kemampuan dan kapasitas PCM.
Pesan kedua, Adhie menyuarakan harapannya agar suatu saat silaturahim keluarga besar Muhammadiyah, khususnya saat momentum Syawal, bisa diwarnai dengan suasana kekeluargaan yang lebih akrab, seperti jamuan makan prasmanan.
“Entah kapan bisa terwujud, tapi minimal niat itu sudah kami sampaikan di forum ini. Harapannya, kita semua memiliki semangat yang sama,” ujarnya penuh harap.
Ia juga mengapresiasi seluruh pihak, khususnya Kepala SD Muhdelta dan jajarannya, atas suksesnya pelaksanaan acara. “Semoga AUM lain ke depan juga siap menjadi tuan rumah. Dan yang lebih penting, semua tokoh Muhammadiyah harus kita hadirkan di pertemuan berikutnya,” imbuhnya.
Pesan ketiga yang paling menyentuh adalah ajakan untuk mengenang dan meneladani perjuangan para tokoh dan sesepuh Muhammadiyah Tulangan.
“Mereka telah mengorbankan tenaga, pikiran, bahkan harta demi membangun pondasi Muhammadiyah yang kita nikmati hari ini. Kita sebagai generasi penerus harus melanjutkan perjuangan mereka,” tutur Adhie dengan nada penuh penghargaan.
Ia juga mengingatkan pentingnya meninggalkan warisan perjuangan yang fundamental, sebagaimana diteladankan oleh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan.
“Setiap kita punya masa, dan akan berhenti di titik tertentu. Maka sebelum itu terjadi, tinggalkan jejak amal terbaik untuk keberlangsungan dakwah ini,” tegasnya.

Semangat Bermuhammadiyah yang Tulus
Adhie turut mengutip pesan dari ulama Muhammadiyah senior asal Jombang, Khoirun Abdul, “Bermuhammadiyahlah sekuatmu, ojo sak karepmu (jangan terserah kamu)”.
Sebuah pesan yang mengingatkan bahwa perjuangan di Muhammadiyah harus dilakukan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan, bukan sekadar keinginan pribadi.
“Setiap aktivitas, termasuk dalam profesi dan jabatan apa pun, harus diarahkan untuk meraih ridha Allah SWT. Inilah tiket sejati menuju kebahagiaan hakiki di akhirat,” ucapnya penuh keyakinan.
Sebagai penutup, Adhie menegaskan bahwa AUM tidak boleh hanya hadir secara fisik, namun harus berkemajuan dan berkeunggulan.
“Potensi yang dimiliki warga persyarikatan harus dimaksimalkan. Semua bisa mengambil peran, sekecil apa pun, sesuai kemampuan masing-masing,” pungkasnya dengan semangat.(*)
Penulis Zulkifli Editor Zahrah Khairani Karim