
PWMU.CO – Mentari Syawal baru saja menyingsing ketika sembilan bintang kecil dari SD Muhammadiyah 1 dan 2 Taman (SD Mumtaz) melangkah ke atas panggung sederhana di lahan Ketegan, Taman. Dalam acara Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh PCM Sepanjang pada Ahad (20/4/2025), mereka hadir bukan sekadar menari, melainkan menyulam gerak dan irama menjadi bahasa persaudaraan.
Kesembilan penari cilik tersebut merupakan siswa-siswi kelas 5 dan 6, yaitu Aulia Mumtazah (6F), Stacey Adellia (6F), Daneen Sharafana (5G), Ghea Anindya (5E), Qonita Hasna (5G), Syafira Araya (5G), Nabilla Kasyafani (6F), dan Octarinda Aqilla (6F).
Mereka adalah siswa-siswi terbaik dari kelas talent tari—sebuah kelas yang tak hanya mengajarkan ritme dan gerak, tetapi juga kedisiplinan, kekompakan, serta jiwa seni. Dibimbing oleh tentor profesional, Ida Nur Iswahyuningsih, para penari cilik ini membawakan Tari Saman dengan penuh penghayatan dan semangat. Gerakan tangan yang lincah, hentakan yang serempak, serta ekspresi yang anggun berpadu dalam satu harmoni yang memukau.
Tari Saman bukanlah tarian yang mudah. Tarian ini menuntut kekompakan yang nyaris tanpa cela, kecepatan gerak, dan stamina yang tinggi. Namun di tangan anak-anak SD Mumtaz, tarian ini menjelma menjadi persembahan yang menyentuh hati. Penonton pun tak henti-hentinya memberikan apresiasi; sebagian bahkan tampak terharu menyaksikan dedikasi dan bakat luar biasa yang terpancar dari penampilan mereka.
“Saya bangga sekali. Mereka menari dengan hati, bukan sekadar teknik. Ini hasil dari latihan panjang, kerja keras, dan cinta terhadap budaya,” ungkap Ida Nur Iswahyuningsih dengan mata berbinar.
Hal serupa disampaikan oleh Aulia Mumtazah. “Saya happy banget karena sebelum lulus bisa tampil lagi membawakan Tari Saman di hadapan tamu undangan Halal Bihalal,” ujarnya dengan senyum merekah.
Acara Halal Bihalal PCM Sepanjang tahun ini terasa istimewa. Bukan hanya karena hangatnya nuansa Syawal, tetapi juga karena hadirnya generasi muda yang mempersembahkan seni tradisi dengan penuh cinta. Penampilan para penari Saman dari SD Mumtaz menjadi bukti bahwa warisan budaya bangsa akan terus hidup di tangan anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh cinta, disiplin, dan seni.
Dalam gerakan yang ritmis dan suara yang menggema, mereka bukan hanya menarikan Saman. Mereka menarikan harapan. (*)
Penulis Laela Fauziah Editor Wildan Nanda Rahmatullah