
PWMU.CO – Anak sebagai amanah dari Allah Subhanahu wa ta’ala harus mendapat penjagaan dan pendidikan dengan penuh tanggung jawab. Pendidikan anak tidak hanya menjadi beban bagi orang tua si anak, namun juga lingkungan tempat anak itu tumbuh dan berkembang.
Dalam Islam, pendidikan itu selain sebagai sarana untuk melakukan transformasi ilmu dan pengetahuan, juga sebagai sarana pembentukan karakter (akhlak), keimanan, dan pemahaman hidup sesuai tuntunan syariat. Oleh karena itu, lingkungan sosial anak — baik keluarga, masyarakat, maupun sekolah — memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk pribadi anak.
Lingkungan menjadi cerminan dunia anak. Karena anak bertumbuh kembang melalui proses peniruan terhadap apa yang dia lihat, dia dengar, dan dia alami dari sekitarnya. Dalam psikologi perkembangan, ada istilah observational learning. Bahkan Islam sejak awal menekankan pentingnya suasana yang baik dan kondusif untuk membesarkan seorang anak.
Keluarga sebagai madrasah awal
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak mengenal dunia. Dari lingkungan keluarga, anak mulai belajar berbicara, bersikap, dan meniru perilaku dari orang-orang terdekatnya. Dalam Islam, keluarga sebagai madrasah pertama yang akan membentuk pondasi iman, akhlak, dan kepribadian anak.
Apa yang ditanamkan di lingkungan keluarga akan menentukan arah kehidupan anak ke depannya. Lingkungan keluarga yang dipenuhi nilai-nilai Islami akan menjadi bekal terbaik dalam membentuk generasi yang tangguh, saleh, dan berakhlak mulia. Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُشَرِّكَانِهِ
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa kondisi awal anak pada dasarnya bersih dan suci. Orang tua dan suasana rumah tangga sangat berpengaruh dalam menentukan arah kepribadian anak. Rumah yang penuh kasih sayang, adab, dan nilai-nilai Islam akan membentuk anak yang kuat secara spiritual dan sosial.
Masyarakat sebagai cermin perilaku
Seorang anak tidak tumbuh dalam ruang yang hampa. Ia juga menyerap nilai, sikap, dan kebiasaan dari lingkungan sosial yang mengelilinginya. Masyarakat sebagai tempat anak dalam berinteraksi, menjadi cermin perilaku yang tanpa disadari membentuk karakter dan cara berpikirnya.
Dalam Islam, pergaulan yang baik menjadi pondasi penting dalam pendidikan akhlak. Maka, ketika lingkungan sosial dipenuhi nilai kebaikan, anak pun akan terbiasa melakukan amal saleh. Sebaliknya, jika lingkungannya buruk, maka sangat mungkin si anak akan terbawa arus keburukan. Oleh karena itu, memilih dan menciptakan lingkungan sosial yang sehat dan islami menjadi bagian dari ikhtiar mendidik generasi yang beriman dan berakhlak mulia.
Islam sangat menekankan pentingnya memilih teman dan lingkungan sosial yang baik. Teman dan tetangga yang saleh akan mendorong anak menjadi pribadi yang baik pula.
اْلمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدَكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Sekolah sebagai pembentuk akhlak dan intelektualitas
Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan. Melainkan juga ladang subur untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan. Sekolah dalam perspektif Islam berfungsi sebagai kepanjangan tangan keluarga dan masyarakat dalam membentuk karakter, moral, serta kecerdasan spiritual dan intelektual anak.
Peran guru sebagai pendidik sejatinya sedang diuji. Tugas guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tapi juga menanamkan adab dan akhlak mulia sebagai bekal anak kelak menjalani hidup. Sekolah Islami yang ideal menjadi tempat tumbuhnya generasi ulul albab — berilmu, berakhlak, dan beriman. Guru merupakan penerus tugas para nabi dalam mengajarkan kebaikan dan menanamkan nilai-nilai ketauhidan.
إن الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ
“Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para nabi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Memilih sekolah dengan lingkungan yang Islami dan berkualitas menjadi tanggung jawab orang tua dalam menyiapkan anak menghadapi kehidupan dunia dan akhirat.
Al-Qur’an mengingatkan pentingnya menjaga diri dan keluarga dari pengaruh lingkungan yang buruk:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS At-Tahrim ayat 6)
Ayat tersebut menegaskan bahwa orang tua wajib menjaga anak-anak dari pengaruh yang dapat menjerumuskan mereka, termasuk pengaruh lingkungan yang buruk.
Lingkungan memiliki peran strategis dalam pendidikan dan tumbuh kembang anak menurut pandangan Islam. Lingkungan yang baik akan melahirkan generasi yang kuat iman, cerdas akal, dan mulia akhlak. Oleh karena itu, orang tua, guru, dan masyarakat harus bersama-sama menciptakan ekosistem pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Anak yang tumbuh dalam suasana Islami bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga. Tetapi juga akan menjadi rahmat bagi masyarakat dan umat. Wallahu a’lam (*)
Editor Notonegoro