
PWMU.CO – Kebersamaan Keluarga Besar Muhammadiyah (KBM) Universitas Negeri Malang (UM) terjalin erat dalam momentum Milad IMM ke-61 dan Halal Bihalal, Sabtu (19/04/2025).
Pada kesempatan ini pula berlangsung musyawarah internal yang menghasilkan keputusan penting, terbentuknya Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) UM.
Mulyani SP Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lowokwaru, menyambut positif pembentukan PRM UM dan menyebutnya sebagai momen bersejarah.
“UB merupakan kampus pertama yang mendirikan PRM di lingkungan perguruan tinggi. Kini UM menyusul sebagai yang kedua. Ini langkah besar. Saya merasa terhormat dapat menyaksikan langsung terbentuknya PRM UM,” ungkapnya.
Ia juga menyarankan agar struktur PRM UM dikomunikasikan secara lebih luas dan terbuka, mengingat banyak dosen dan tenaga kependidikan yang belum terlibat langsung dalam forum ini.
PCM Lowokwaru berharap agar keberadaan PRM UM benar-benar mampu menjadi representasi dari semangat dan nilai-nilai Muhammadiyah yang berkembang di kampus.

Salah satu momen penting dalam forum tersebut adalah saran dari Prof Dr Wahyudi Siswanto MPd agar tongkat estafet kepemimpinan KBM UM diserahkan kepada generasi yang lebih muda dan memiliki energi penuh untuk memimpin.
Ia mengusulkan agar amanah Ketua KBM sekaligus PRM UM diberikan kepada Prof Dr Sc Anugrah Ricky Wijaya SSi MSc. Musyawarah kemudian menyepakati usulan tersebut. Secara resmi, Prof Ricky ditunjuk sebagai Ketua KBM UM sekaligus Ketua PRM UM.
Ayunda Riskiyana Prihatiningsih SPd MPd yang mewakili forum, menyatakan bahwa pembentukan struktur PRM selanjutnya akan melibatkan lebih banyak elemen KBM UM agar aspirasi semua pihak bisa terakomodasi.
“Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan. Tidak semua Bapak Ibu mungkin bersedia menjadi pengurus karena alasan pribadi atau dinamika internal kampus. Oleh karena itu, kami akan terus melakukan pendekatan yang inklusif,” ujarnya.
Kepemimpinan Baru, Semangat Baru

Prof Ricky kemudian menyampaikan sambutannya yang penuh semangat dan nilai spiritual. Ia menegaskan pentingnya istiqamah dalam berorganisasi serta keikhlasan dalam mengemban amanah sebagai kader Muhammadiyah.
Ia menyinggung ayat ke-8 dari QS Al-Mu’minun, yang artinya, ‘Dan (sungguh beruntung) orang-orang yang memelihara amanat dan janji mereka.’
“Kita diberi rahmat oleh Allah SWT untuk berada di jalan ini. Saya dibesarkan dalam keluarga Muhammadiyah, dan saya yakin, jika ini benar-benar untuk kebaikan, Bapak dan Ibu tidak akan menolak,” tuturnya.
Ia menutup sambutannya dengan menyerukan semangat jihad fii sabilillah.
“Jangan ragu, ini adalah ladang amal. Muhammadiyah bukan sekadar organisasi, ini adalah gerakan yang sudah lahir sebelum kemerdekaan. Mari kita lanjutkan perjuangan ini bersama,” pungkasnya.
Penulis Adzika Fairiza Editor Zahra Putri Pratiwig