
PWMU.CO – Pada hari Sabtu (19/4/2025), ribuan peserta aksi damai Palestina memadati kawasan depan Gedung Negara Grahadi Surabaya. Solidaritas untuk Palestina ini diinisiasi oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya. Berbagai elemen masyarakat ikut serta dalam aksi ini, termasuk warga dari luar kota seperti Blitar, Mojokerto, Sidoarjo, dan Gresik. Mereka hadir dengan semangat, membawa bendera Palestina dan meneriakkan pekikan “Free Palestine” yang menggema, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Pari’an Suroboyoan Membakar Semangat
Di tengah gelora orasi, Ustadz Soejono,anggota Lembaga Dakwah Komunitas Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur,menyuarakan dukungan lewat pari’an khas Suroboyoan. Ia menyampaikan kritik tajam terhadap Israel dengan gaya lokal yang membakar semangat peserta:
Nggawo pel Kayune Dowo
Bangso Israel LaknatullahMbacok kayu nganggo parang
Netanyahu penjahat perangTali dhuk tali layangan
Nyowo situk ilang ilanganBu Sutinah tuku jenang
Ning Anis tuku gelang
Palestina kudu menang
Kaum Zionis kudu ilang
Parian ini tidak hanya memantik gelak dan semangat, tetapi juga menunjukkan kedekatan emosional warga Surabaya terhadap isu Palestina. Mereka tidak sekadar hadir,mereka menyatu dalam rasa dan perjuangan.
Aksi Damai: Seruan Kemanusiaan yang Menggema
Aksi damai ini bukan sekadar kumpulan massa. Setiap peserta menyuarakan nurani dan menggugah rasa kemanusiaan. Banyak yang menitikkan air mata, bukan karena lemah, tetapi karena empati. Mereka membayangkan nasib anak-anak Gaza yang hidup dalam bayang-bayang bom, kehilangan keluarga, dan dihantui trauma.
Sementara orasi terus menggema, anak-anak peserta aksi bermain di Taman Apsari. Mereka mengenakan atribut Palestina, menaiki ayunan, menerbangkan layang-layang, dan menikmati suasana pagi. Momen ini menjadi pengingat bahwa anak-anak Palestina juga pantas merasakan keceriaan yang sama.
Meski matahari pagi menyengat, semangat peserta tak surut. Mereka terus melantunkan doa, meneriakkan kemerdekaan, dan berdiri teguh membela Palestina. Mereka sadar, tertawa di atas penderitaan orang lain bukanlah pilihan.
Zionis Israel terus melancarkan kejahatan kemanusiaan, sementara negara-negara seperti Amerika Serikat memilih bungkam atau bahkan mendukung. Di tengah dunia yang sunyi, suara rakyat dari jalanan Surabaya menjadi cahaya perlawanan.
Tangisan anak-anak Gaza telah menjadi panggilan jihad kemanusiaan. Aksi ini menjadi bentuk nyata solidaritas, lebih dari sekadar seremoni. Kini, saatnya kita bersuara, berdiri, dan bergerak demi Palestina, demi kemanusiaan. (*)
Penulis Andi Hariyadi Co Editor Adi Amar Haikal Husin Editor Wildan Nanda Rahmatullah