
PWMU.CO – Semangat dan kemandirian yang membara kembali ditunjukkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan dalam gelaran Tabligh Akbar dan Halalbihalal 1446 H pada Rabu (23/4/2025), bertempat di Dome Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla).
Acara ini dihadiri lebih dari 5.000 jamaah Muhammadiyah, membuktikan betapa solid dan antusiasnya warga persyarikatan di Lamongan.
Hadir secara khusus dalam kesempatan itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI sekaligus Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Abdul Mu’ti MEd.
Dalam tausiahnya yang penuh semangat dan kekaguman, Prof Mu’ti membuka dengan humor dan pujian khas Lamongan.
“Terima kasih kepada Ketua PDM Lamongan yang telah memberi saya kesempatan bersilaturahim dengan keluarga besar Muhammadiyah Lamongan yang ‘megilan’. Di tempat saya, ‘megilan’ itu artinya ‘gilani’. Tapi di Lamongan, ‘megilan’ itu berarti luar biasa, hebat, top markotop,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
Ia menyebut Lamongan sebagai daerah dengan semangat luar biasa. Atmosfer acara yang meriah dan tertib, mulai dari aula hingga tribun atas, menunjukkan militansi warga Muhammadiyah Lamongan.
Pria kelahiran 2 September 1968 ini juga mengapresiasi penampilan paduan suara Dinar Voice yang menghibur dan kreatif.
“Terima kasih untuk lagu-lagunya, kreatif dan menghibur. Ini bukti bahwa Muhammadiyah Lamongan bukan hanya pemasok kader hebat lokal, regional, dan nasional, tapi juga internasional,” ujarnya.
Lamongan, Lumbung Kader Muhammadiyah
Dalam pandangannya, banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah dari berbagai tingkatan yang berasal dari Lamongan—baik di tingkat wilayah Jawa Timur, nasional, hingga internasional.
“Ketua majelis tingkat pusat, ketua PCIM Malaysia, Australia asli dari Lamongan, dan bahkan kuliner soto Lamongan sudah mendunia,” kata Prof. Mu’ti sambil tersenyum.
“Kalau saya ke Malaysia, saya pasti mampir ke warung soto Lamongan (wasola). Rasanya tetap autentik!”
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini juga tak luput menyoroti kecepatan pembangunan Dome Umla yang hanya membutuhkan waktu 90 hari. Ia menyebut ini sebagai cerminan dari kemandirian dan soliditas warga Muhammadiyah Lamongan.
“Ini luar biasa. Kemandirian Muhammadiyah Lamongan, khususnya dalam mengelola amal usaha dan ekonomi umat, patut menjadi contoh. Inilah kekuatan dakwah Muhammadiyah yang tidak hanya berdampak lokal, tapi juga nasional dan internasional,” ujar pria lulusan Universitas Flinders, Australia Selatan pada tahun 1996 ini dengan penuh semangat.
Menutup tausiahnya, suami dari
Hj Masmidah ini menegaskan bahwa Lamongan selalu menjadi bagian penting dalam denyut nadi gerakan Muhammadiyah secara nasional.
Ia berharap semangat ini terus dijaga dan dikembangkan, agar Muhammadiyah terus menjadi pilar perubahan dan kebaikan di tengah masyarakat. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan
