
PWMU.CO- Di tengah era digital yang serba cepat dan dinamis, pendidikan karakter sering kali menjadi suara yang terpinggirkan.
Namun, di sela-sela hiruk-pikuk modernisasi, Prof Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia, kembali mengingatkan bahwa kekuatan sejati bangsa terletak bukan hanya pada otak, tetapi juga pada hati dan tindakan.
Dalam pidatonya pada Konsolidasi Nasional Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Universitas Muhammadiyah Jakarta (27/5/2025), Prof Mu’ti menyampaikan sebuah pesan penting: kepanduan adalah pembentuk karakter bangsa.
Ia menempatkan Hizbul Wathan (HW) dan Pramuka sebagai dua tiang kokoh dalam membangun generasi yang bukan hanya cerdas, tetapi juga peduli, tangguh, dan berakhlak.
“Kebiasaan atau experiential membentuk perilaku dan kepribadian, dan itu ada di kepanduan,” ujarnya, tegas namun hangat.
Baginya, pendidikan tak semata soal nilai akademik. Lebih dari itu, ia harus menyentuh sisi kemanusiaan: membentuk individu yang sadar akan tanggung jawab sosial, memiliki empati, dan mampu beradaptasi dalam masyarakat yang plural.
Kepanduan, dalam pandangan Prof Mu’ti, adalah ruang hidup—tempat anak-anak dan remaja belajar langsung dari pengalaman. Melalui kegiatan lapangan, kerja sama tim, dan tantangan yang membentuk mental, mereka digembleng menjadi pribadi yang tak hanya tangguh secara fisik, tapi juga matang secara moral.
“Learning by doing akan membentuk pengalaman yang membentuk karakter. Maka penanaman kebaikan itu akan menjadi profil unggul generasi bangsa,” kata Sekum PP Muhammadiyah ini.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa ilmu dan keterampilan hanyalah alat. Nilainya baru terasa ketika digunakan untuk memberi manfaat, menjadi amal yang menebar kebaikan. Dalam kerangka itu, kepanduan bukan sekadar kegiatan ekstrakurikuler, tapi jalan sunyi yang penuh makna menuju peradaban.
Melalui pernyataannya, Prof. Mu’ti seakan mengajak kita semua untuk kembali menatap arah—bahwa di tengah laju globalisasi, karakter tetaplah kompas yang tak boleh hilang. Dan di antara medan yang menantang, HW dan Pramuka adalah lentera-lentera kecil yang terus menyala, menerangi langkah generasi penerus bangsa. (*)
Penulis Arsyad Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan
