
PWMU.CO – Tepat di momen peringatan Hari Kartini, suasana sekolah SD Muri Gresik berubah menjadi panggung apresiasi seni yang semarak, Jumat (25/04/2025). Ratusan siswa mengenakan busana batik terbaiknya duduk rapi di lapangan, menatap antusias ke arah panggung utama. Di sisi lain, 30 finalis lomba baca puisi bersiap-siap dengan balutan kostum elegan dan penuh karakter, mencerminkan semangat perjuangan yang mereka bawakan dalam puisi.
Lomba baca puisi ini dibagi menjadi dua kategori: kelas bawah (I–III) dengan 18 finalis dan kelas atas (IV–V) dengan 12 finalis. Setiap peserta membacakan puisi bertema Kartini, sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh emansipasi wanita Indonesia.
Acara dipandu oleh Ustadz Hogi Caesar SPdI yang membuka suasana dengan sapaan semangat, memperkenalkan empat juri dari Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG): Kak Bilal, Kak Hilmi, Kak Noris, dan Kak Azka.
“Semuanya siap?” tanyanya lantang.
“Bismillah, siap!” seru para finalis dengan serempak dan penuh semangat.
Di antara mereka, Larasati Rahmania Pedeksa dari kelas I Eufoni menggenggam erat tangan temannya.
“Kok aku deg-degan ya,” bisiknya pelan.
Sementara Mafaza Salsabila Salam dari kelas IV Pancarona menundukkan kepala, berdoa sebelum naik ke atas panggung.
“Bismillah pasti bisa, semoga lancar ya Allah,” ucapnya tulus.
Membaca dari Hati, Memaknai dari Jiwa

Satu per satu peserta naik ke atas panggung, membacakan puisinya dengan intonasi yang lantang, ekspresi yang tajam, dan penghayatan mendalam. Penampilan yang menggetarkan disuguhkan oleh M. Arsel Dwi Setiawan dari kelas III Swastamita. Dengan segala keterbatasan fisiknya, ia tampil penuh percaya diri, membacakan puisi dengan penghayatan yang menggugah hati.
“Saya suka puisi karena bisa menyampaikan isi hati. Saya sangat senang ikut lomba ini,” ungkap Arsel, tersenyum bahagia.
Jihan Shaziafira dari kelas V Renjana pun tak kalah semangat. Ia membacakan puisi ciptaannya sendiri, penuh rasa kagum terhadap sosok Kartini.
“Aku buat puisinya sendiri, dari hati. Aku kagum sama Ibu Kartini, wanita yang berani,” tuturnya bangga.
Momen Haru dan Teriak Bahagia
Suasana semakin hangat ketika pengumuman pemenang dibacakan. Beberapa siswa tampak menahan rasa haru, sementara lainnya melonjak kegirangan.
“Alhamdulillah, saya juara pertama,” seru Najma Aisyah Ilmawan dari kelas III Nirmala dengan mata berbinar, masih tak percaya namanya disebut.
Tak kalah bahagia, Syauqi Muhammad Ali Mustofa dari kelas II Gemintang mengangkat tinggi-tinggi piala kecil di tangannya.
“Alhamdulillah juara 2. Aku bawa pulang piala,” serunya bangga.
Berikut daftar pemenang lomba baca puisi bertema Kartini:
Kategori Kelas Bawah

– Juara 1: Najma Aisyah Ilmawan (III Nirmala)
– Juara 2: Syauqi Muhammad Ali Musthofa (II Gemintang)
– Juara 3: Echa Putri Hafizah (II Candramawa)
– Harapan 1: Faradillah Nausheen Alafatunnisa (II Gemintang)
– Harapan 2: Adelia Khanza Rahmadhani
– Harapan 3: Aqila Hibatillah Rohma
Kategori Kelas Atas
– Juara 1: Neshya Meuthia Rachma (IV Arunika)
– Juara 2: Mikaila Raniya Putri Permana (IV Pancarona)
– Juara 3: Mafaza Salsabila Salam (IV Pancarona)
– Harapan 1: Asyifa Fajri Ananda (IV Arunika)
Latihan dan Dukungan, Kunci Jadi Juara
Najma, sang juara pertama, mengungkapkan rahasianya.
“Saya latihan tiap hari, mulai dari intonasi, penghayatan, sampai gerakan kecil. Latihan di depan cermin juga. Tapi yang paling penting, minta doa orangtua dan kakek-nenek sebelum lomba,” katanya mantap.
Koordinator lomba, Ustadz Abdul Rochim SPd, menegaskan bahwa lomba baca puisi ini bukan sekadar kompetisi, tapi ruang ekspresi diri dan pengembangan potensi siswa.
“Kegiatan ini efektif untuk menumbuhkan bakat terpendam, meningkatkan percaya diri, serta melatih keberanian tampil di depan umum,” ujarnya.
Senada dengan itu, Bella Aisyah Meylindah menambahkan bahwa SD Muri berkomitmen tidak hanya pada prestasi akademik, tetapi juga non-akademik.
“Dari panggung seperti ini, kita bisa melihat bakat yang belum muncul di kelas. Inilah bagian dari pendidikan karakter dan minat bakat siswa yang terus kami dorong,” tambahnya lagi.
Final lomba baca puisi bertema Kartini ini bukan hanya meriah dan menghibur, tetapi juga sarat makna. Panggung Specta Show hari itu menjadi saksi betapa semangat Kartini hidup dalam suara-suara kecil yang berani, penuh makna, dan tak kalah menggugah. (*)
Penulis Dita Rahmania Editor Amanat Solikah