
PWMU.CO – Pengajian Ahad Pagi (PAP) masjid Al Ihsan Kalibaru, membawakan tema “Tanda-tada Dicintai Allah.” Hadir sebagai penceramah pada Ahad Pagi ini Ustad Nur Huda, LC, anggota Majelis Tabligh dan Dakwah Komunitas Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi, Ahad (27/04/2025).
Mengawali kajiannya, Ustad nurul Huda mengajak jamah untuk bersyukur seraya mengucapkan alhamdulillah karena ucapan alhamdulillah merupakan pemberitahuan bahwa Allah satu-satunya yang maha merajai, karena tidak ada yang mampu menguasai dunia ini selain Allah. Allah adalah yang maha memiliki karena semua dunia dan isinya adalah milik Allah. Allah yang mehamemberi karena semua kenikmatan yang dirasakan semua makhluk adalah pemberian Allah swt.
Bersyukur itu adalah perbuatan hati, lisan, dan perbuatan. Belum bisa dikatakan bersyukur meskipun sudah mengucapkan alhamdallah jika tidak diikuti keyakinan bahwa Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Belum dikatakan syukur jika hanya diucapkan di bibir jika tidak diikuti dengan perbuatan.
Kandungan Al Quran
Secara garis besar kandungan Al Quran itu dibedakan menjadi tiga bagian, yakni ketuhanan, hukum, dan kisah. Pada kesempatan ini akan dibahas bagian ketiga dari Al Quran, yaitu kisah. Dalam QS Al Kahfi ayat 32 sd ayat 40 Allah meberikan gambaran tentang kisah dua orang pemuda, yang satu beriman dan satunya lagi ingkar kepada Allah. Keduanya bersahabat dan memiliki profesi yang sama, yaitu sebagai petani.
Pemuda yang kafir sukses dalam usaha pertaniannya, kebunnya menghasilkan buah yang sangat bagus, sementara pemuda yang beriman tidak mampu menghasilkan buah yang bagus sebagaimana temannya yang kafir. Pemuda yang sukses itu semakin sombong, ia merasa bahwa kesuksesannya adalah berkat usaha kerasnya, bukan atas pertolngan Allah. Karena kesuksessannya, banyak orang yang mendekatinya. Dia mengatakan bahwa dengan hartanya semuanya bisa diatur.
Ia berpendapat bahwa orang yang mendapatkan kemulyaan adalah orang yang disayang Allah. Sedangkan orang yang mendapaatkan ujian adalah orang yang dibenci oleh Allah. Padahal semua yang diberikan Allah kepada hambanya adalah ujian, baik itu kenikmatan maupun kesengsaraan.
Sebagaimana firman Allah dalam QS Al Fajr ayat 15-17 Allah berfirman “Maka Adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, dia berkata ‘Tuhanku telah memuliakanku’.
Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rejekinya, maka dia berkata ‘Tuhanku telah menghinaku’. Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim.” Kehadiran manusia di dunia hanyalah menjalankan peran, Allah lah sutradaranya. Mau jadi kaya atau miskin, sesungguhnya samaja, karena keduanya adalah ujian.
Tanda-tanda Orang yang Dicintai Allah
1. Beriman
Iman hanya diberikan oleh Allah kepada hambanya yang dikehendaki. Mereka adalah orang-orang yang menggunakan pikirannya untuk memahami ayat-ayat (petunjuk) yang diberikan oleh Allah. Maka tugas manusia adalah menjaga agar imannya tetap bertahan sampai akhir hayatnya.
2. Menjaga seluruh aktivitasnya
Allah akan menjadi pendengarannya, Allah akan jadi penglihatannya, menjadi kaki dan tanggannya. Artinya Allah akan selalu menjaga telinga kita dari suara yang tidak layak didengar. Allah akan menjaga mat akita dari melihat hal-hal yang merusak keimanan. Allah akan menjaga semua aktivitas kita dari tingkah laku yang tidak sesuai dengan petunjuk Allah.
3. Dipekerjakan oleh Allah
Allah akan memberikan kesempatan kepada hamba yang dicintainya untuk menjaga amal sholehnya hingga akhir hayatnya. Yang paling menentukan amal Sholeh seseorang adalah pada bagian akhir hayatnya. Setiap pertandingan yang diikuti oleh banyak peserta, akhirnya yang masuk final hanya beberapa saja. Pada bulan Romadhon, biasanya awalnya ramai, meriah, masjid-masjid penuh, tapi pada 10 hari terakhir yang merupakan finalnya Romadhon, pesertanya tinggal sedikit.
5. Kesabaran
Ujian adalah tanda kecintaan Allah. Setiap orang yang sabar dalam menjalani ujian dari Allah maka akan mendapatkan balasan yang tanpa batas.
6. Diberi kemudahan dalam menjalankan ketaatan
Selama Romadhon kita sudah melaksanakan banyak kebaikan. Orang-orang yang dicintai Allah akan senantiasa istikomah menjalanakan kebaikan tersebut di bulan-bulan selanjutnya, tidak terhenti di bulan Romadhon saja.
Orang yang dicintai Allah adalah orang yang selalu membaca kekuranyannya sendiri, bukan kekurangan norang lain. Mereka tidak menjadi sombong karena merasa bahwa dirinya masih banyak kekurangannya. (*)
Penulis Sarwito Editor Amanat Solikah