
PWMU.CO – Memasuki usia ke-93 tahun, Pemuda Muhammadiyah terus menunjukkan eksistensinya sebagai motor perubahan dan kemajuan bangsa. Tema Milad Pemuda Muhammadiyah kali ini “Pemuda Negarawan, Totalitas untuk Indonesia Raya. Dan refleksi Milad tahun ini menjadi momentum penting untuk mengukuhkan kembali peran strategis Pemuda Muhammadiyah dalam membangun negeri.
Tema tersebut mencerminkan semangat bahwa pemuda harus tampil sebagai negarawan sejati—bukan sekadar aktor politik pragmatis — yang berpikir, bertindak, dan berkontribusi secara total untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sejak kelahirannya pada 2 Mei 1932 di Yogyakarta, Pemuda Muhammadiyah telah menjadi kawah candradimuka bagi lahirnya kader-kader berkualitas. Berakar dari semangat Siswo Proyo Priyo (SPP) yang diinisiasi oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan, organisasi ini menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi pemuda Islam agar menjadi pelopor dalam dakwah, keilmuan, sosial kemasyarakatan, dan kewirausahaan.
Sebagai bagian dari Muhammadiyah — Gerakan Islam Berkemajuan yang telah mengelola lebih dari 23.000 lembaga pendidikan dasar hingga 174 perguruan tinggi — Pemuda Muhammadiyah tidak hanya berperan dalam berdakwah pada ranah spiritual. Tetapi juga untuk memperjuangkan peradaban modern yang berkeadilan dan berkemajuan.
Diaspora kader sebagai tuntutan zaman
Refleksi Milad ke-93 ini juga menegaskan pentingnya diaspora kader, yakni penyebaran kader ke tempat-tempat strategis, baik di dalam maupun luar negeri. Kader Pemuda Muhammadiyah kini telah banyak mengisi posisi penting dan strategis, baik dalam pemerintahan, politik, dan lembaga negara. Sebut saja Dzulfikar A. Tawalla (Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah) yang kini menjabat sebagai Wakil Kepala BP2MI, Doktor Riza Ul Haq sebagai Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamen Dikdasmen), Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan; dan masih banyak lagi kader yang saat ini menempati posisi di berbagai lembaga negara, seperti: Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, Ombudsman, dan KPAI.
Fenomena diaspora kader ini mencerminkan bahwa Pemuda Muhammadiyah telah menjawab tantangan zaman. Peran Pemuda Muhammadiyah tidak hanya menjadi penggerak di level komunitas, tetapi sudah masuk dan menjadi bagian dari penentu arah kebijakan nasional.
Sebagaimana disampaikan oleh Hilman Latief, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah RI sekaligus Bendahara Umum PP Muhammadiyah, diaspora kader merupakan simbol semangat hijrah, perubahan, keteguhan, dan solidaritas dalam mengejar mimpi besar. Pada level internasional, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) telah berdiri di berbagai negara, memperluas dakwah Islam moderat dan mengelola amal usaha di mancanegara.
Membangun kader intelektual
Untuk memperkuat kiprah tersebut, Pemuda Muhammadiyah tertantang untuk menjadi pemuda intelektual. Secara organisatoris, Pemuda Muhammadiyah memotivasi para kadernya untuk terus melanjutkan studinya hingga jenjang S2 dan S3 dan sekaligu menjadi agenda penting. Melalui pemanfaatan beasiswa, kolaborasi internasional, dan program pengembangan kapasitas. Dengan fondasi keilmuan yang kuat, kader Pemuda Muhammadiyah akan lebih siap bersaing dan berkontribusi secara lebih signifikan di berbagai bidang strategis.
Komitmen Pemuda Muhammadiyah untuk terus bergerak dalam Amal Usaha Muhammadiyah juga harus mendapatkan penguatan. Melalui sektor pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, sosial kemasyarakatan, hingga filantropi Islam, Pemuda Muhammadiyah harus hadir dan berperan sebagai ujung tombak transformasi sosial yang berorientasi pada kemaslahatan umat.
Meneguhkan spirit negarawan muda
Di tengah berbagai tantangan nasional dan global, spirit “Pemuda Negarawan, Totalitas untuk Indonesia Raya” harus menjadi ruh pergerakan Pemuda Muhammadiyah. Bukan hanya soal eksistensi, tetapi tentang kontribusi nyata dalam membangun bangsa yang berdaulat, adil, dan berkemajuan.
Refleksi 93 tahun ini menjadi pengingat bahwa Pemuda Muhammadiyah bukan sekadar bagian dari sejarah, tetapi juga bagian dari masa depan Indonesia. Dengan militansi, intelektualitas, dan komitmen untuk beramal sholeh, Pemuda Muhammadiyah siap melangkah lebih jauh, menembus batas-batas peran tradisional, dan menjadi aktor utama perubahan menuju Indonesia Raya yang bermartabat. Fastabiqul Khairat. (*)
Editor Notonegoro