
PWMU.CO– Dalam acara Halal Bihalal yang digelar oleh Keluarga Besar Ikatan Guru Bustanul Athfal Daerah Lamongan pada Ahad (27/4/2025), Prof Dr H Syafiq Mughni MA, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, memberikan pencerahan kepada para peserta dengan menyampaikan tiga hal kunci dalam implementasi syukur kepada Allah Swt.
Acara yang berlangsung dari pukul 07.00 hingga 12.00 WIB ini diselenggarakan di Cabang Kedungpring, dengan tema “Sucikan Hati, Jalin Silaturahmi dengan Membangun Sinergi, Saling Menguatkan, dan Memaafkan.”
Di hadapan ratusan guru dan anggota Ikatan Guru Bustanul Athfal, Prof Syafiq menyampaikan pesan-pesan penting yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia pendidikan.
Pertama, Komitmen yang Kuat. Menurut Prof Syafiq, komitmen adalah dasar dari segala bentuk pengabdian. Bagi para pendidik dan pengurus Muhammadiyah, komitmen harus dibangun dengan niat yang kokoh dan sepenuh hati.
“Ketika ada peluang, langsung ambil tindakan. Jangan ragu, jangan setengah hati. Seperti seorang guru yang menghadapi tantangan, jika komitmen kita kuat, kita akan tetap berdiri teguh meskipun dalam kondisi sulit,” ujarnya.
Komitmen, bagi beliau, adalah fondasi yang memungkinkan seseorang untuk tetap berjuang meskipun menghadapi berbagai hambatan.
Kedua, Keterampilan dan Keahlian. Lebih lanjut, Prof. Syafiq menekankan pentingnya keterampilan dalam dunia pendidikan. Seorang guru yang baik harus mampu menguasai berbagai metode pengajaran dan teknologi yang ada.
“Sekolah yang maju tidak mungkin terjadi jika gurunya tidak terampil dalam menggunakan media komunikasi dan teknologi. Begitu juga para pimpinan Aisyiyah yang harus menguasai cara berkomunikasi, memotivasi, dan menyelesaikan masalah,” tambahnya.
Keterampilan ini, menurut beliau, adalah kunci agar lembaga pendidikan tidak mengalami stagnasi dan terus berkembang.
Ketiga, Wawasan yang Luas dan Pola Pikir Terbuka. Prof Syafiq juga menekankan pentingnya memperluas wawasan dan pola pikir.
“Jika kita berpikir luas, kita akan mampu melakukan banyak hal. Sebaliknya, jika berpikir sempit, maka kita akan terjebak dalam kemunduran,” tuturnya.
Dia mengajak para peserta untuk terus belajar dan tidak merasa malu untuk mengambil pelajaran dari lembaga-lembaga yang lebih maju.
“Hikmah bisa didapatkan di mana saja, seperti yang dikatakan Ali bin Abi Thalib, ‘Sesungguhnya hikmah itu bisa menjadi barang yang hilang dari tangan orang-orang mukmin, maka ambilah di manapun kamu mendapat hikmah itu’,” ungkapnya.
Di akhir penyampaiannya, Ketua PP Muhammadiyah ini menegaskan bahwa dalam menjalankan amanah sebagai organisasi sosial keagamaan Islam terbesar di Indonesia, kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas.
“Jika kita harus memilih antara kualitas dan kuantitas, saya memilih kualitas, karena di situlah kebesaran Muhammadiyah sebagai organisasi yang mampu memberikan manfaat nyata bagi umat,” tutupnya. (*)
Penulis Elis Nurhayati Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan