
PWMU.CO – Perjalanan sebagai Aktivis Muhammadiyah ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi dalam bentuk Buku Puisi Songsong Hari Esok, buku ini dilaunching oleh Kusen SAg MA PhD (Wakil Ketua LSB PP Muhammadiyah) di Pengajian Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan dengan Tema Fiqh Seni dan Budaya dalam Perspektif Dakwah di Masjid Asy Syifa’ Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML), Ahad (4/5/2025).
Puisi dalam buku Songsong Hari Esok ini merupakan perjalanan panjang penulis. Puisi ini sebagaian besar terlahir dari berkelana. Hinggap dari desa ke kota atau dari kota ke kota dalam perjalanan menjadi aktifis organisasi di Persyarikatan Muhammadiyah.
Hal ini dituturkan oleh penulis buku ini, Fathurrahim Syuhadi, Wakil Ketua PDM Lamongan yang juga Ketua Kwatir Wilayah Hizbul Wathan (HW) Jawa Timur,
Bagi penulis, puisi adalah jendela jiwa tempat kata-kata menjadi cerminan perasaan. Dalam kumpulan puisi ini, saya mengundang pembaca untuk menjelajahi perjalanan penuh emosi, renungan dan harapan yang dituangkan ke dalam setiap bait
“Kumpulan puisi ini hadir tidak hanya sebagai refleksi perjalanan hidup saya, tetapi juga sebagai wujud kerinduan kepada Yang Maha Kuasa. Setiap bait memuat pujian yang tulus kepada Allah, sekaligus renungan atas kebesaranNya yang senantiasa menyertai langkah-langkah kita,” ungkap pria asli Payaman Solokuro yang kini berdomisili di kota Babat ini.
“Dalam kegalauan mencari jati diri, saya berkelana dari kota ke kota, merangkai pengalaman menjadi cerita dalam bentuk puisi. Perjalanan tersebut menjadi cermin dari pencarian makna hidup yang lebih dalam, sekaligus perjuangan untuk menemukan jalan menuju kedamaian hati,” imbuhnya.
Sebagai kumpulan dengan ragam judul, karya ini mengangkat tema yang melintasi berbagai aspek kehidupan. Mulai dari refleksi atas perjuangan diri, kerinduan kepada Sang Pencipta, hingga pengharapan akan masa depan yang lebih baik. Semua tersaji dalam alunan kata yang diharapkan dapat menyentuh hati setiap pembaca.
Ragam judul ini mencerminkan bahwa kehidupan bukanlah satu dimensi, melainkan kumpulan warna yang saling melengkapi dan memberi makna.
Hari esok adalah misteri penuh kemungkinan dan melalui puisi-puisi ini, penulis berharap menyampaikan pesan bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini adalah bagian dari mozaik besar yang membentuk masa depan.
Fathurrahim mengaku menulis puisi sejak Sekolah Dasar. Karyanya mulai dipublikasikan di majalah Kuncup (Surabaya), Kuncung (Jakarta) , Mingguan Guru (Surabaya), Majalah Pendidikan Agama (MPA) Kanwil Depag Jawa Timur
Karya pertamanya berupa Puisi dengan judul Damailah Saudaraku yang diterbitkan PT Tiga Serangkai Solo saat ia duduk di bangku SMP
Saat ini, penulis sebagai Kontributor di PWMU.CO, Suara Muhammadiyah, Matan dan Lintasjatimnews.com.
Dia berharap dengan kumpulan puisi ini menginspirasi pembaca untuk meraih mimpi. Mengingatkan pembaca bahwa setiap fajar baru membawa peluang untuk memulai dari awal. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan
