
PWMU.CO – Natasya R Putri Purnomo, atlet Tapak Suci andalan SMP Muhammadiyah 7 Surabaya, kembali menunjukkan prestasinya dengan membawa pulang medali emas di ajang Kejuaraan Wilayah (Kejurwil) Tapak Suci Jawa Timur 2025 yang digelar pada Jumat-Senin, (2-5/5/2025) di Gelanggang Remaja Surabaya.
Namun, perjuangan Natasya kali ini terasa berbeda dan penuh tantangan. Di tengah persiapan menuju pertandingan, kabar duka datang menghampiri.
“Sebelum dia bertanding, saya mendapat kabar bahwa nenek Natasya meninggal dunia,” ungkap Ibu Natasya, Sri Rahayu.
Meski diliputi kesedihan, Natasya tetap menunjukkan keteguhan hati dan semangat juang yang luar biasa. Ia berhasil melewati salah satu pertandingan terberat dalam kariernya dengan tetap menampilkan performa terbaik.
“Sebenarnya, perasaan saya saat itu benar-benar campur aduk. Tapi saya berusaha menguatkan diri hingga selesai tampil. Setelah itu, saya bersama ibu langsung pulang, mandi, dan segera berangkat ke Cepu,” ujar Natasya.
Berkat keteguhan dan semangatnya, Natasya berhasil meraih juara 1.
“Alhamdulillah, Natasya berhasil membawa pulang medali emas. Medali ini dipersembahkan untuk neneknya yang meninggal tepat sebelum Natasya bertanding,” tuturnya.
Sekolahnya Para Pemimpin ini mengirimkan tiga atlet dalam ajang Kejurwil Tapak Suci Jawa Timur, dan ketiganya berhasil meraih prestasi membanggakan.
Natasya tampil di nomor seni ganda putri tangan kosong bersama rekannya, Zahra Nur Firda. Keduanya merupakan siswa kelas 8 Al Fathonah dan sukses meraih juara 1. Sementara itu, M Ihsan Maulana dari kelas 9 At Tabligh juga menunjukkan performa gemilang di nomor tunggal putra tangan kosong, meski harus puas dengan gelar juara 2.
“Saya meraih juara 2 karena terjadi miss komunikasi. Saat nama saya dipanggil, saya langsung berlari mencari pelatih, tapi ternyata pelatih saya juga sedang mencari saya. Hingga panggilan ketiga, saya hampir didiskualifikasi, dan hal itu tentu mengurangi poin saya. Akhirnya, saya harus puas dengan juara 2,” tutur Ihsan.

Pelatih Tapak Suci SMP Muhammadiyah 7 Surabaya, Fakhrur Rozi, mengaku bahwa pertandingan kali ini penuh dengan cerita.
“Banyak cerita di pertandingan kali ini, mulai dari Natasya yang menerima kabar duka, Ihsan yang saling mencari dengan pelatih, hingga jumlah anak-anak yang ikut sedikit karena beberapa pertandingan di bulan yang sama. Semuanya terasa unik,” jelasnya. (*)
Penulis Rachell Fattama Az Zahrah Editor Ni’matul Faizah