PWMU.CO — Mentari belum sepenuhnya memanjat langit saat tiga bus besar perlahan meninggalkan halaman SMK Muhammadiyah 8 Siliragung, Banyuwangi—yang lebih dikenal sebagai SMK Models. Kabut tipis masih menari di atas jalanan Banyuwangi, menyelimuti semangat yang tak mampu ditutupi oleh kantuk pagi.
Di dalam bus, tawa dan obrolan pelajar yang antusias mengalir seperti aliran listrik, menghangatkan dinginnya fajar. Hari itu, 30 April 2025, bukan hari biasa. Bagi 110 siswa dari jurusan Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim (PPLG) serta Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi (TJKT), ini adalah awal dari perjalanan ilmu: studi industri ke Pulau Dewata, Bali.
Perjalanan menyeberangi Selat Bali bukan sekadar perpindahan geografis. Ia adalah transisi emosional: dari dunia ruang kelas ke medan nyata industri teknologi.
Satu per satu roda bus mengantar para siswa menuju dua destinasi utama. Bus 1 melaju menuju BOC Indonesia, perusahaan yang meracik teknologi dan layanan digital bisnis. Sementara, Bus 2 dan 3 mengambil arah ke Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar—sebuah rumah besar bagi inovasi, seni, dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Denpasar Jantung Inovasi
Sesampainya di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, sekitar pukul 09.00 WITA, sambutan hangat dari tim pengelola menjadi pembuka yang menyenangkan. Seorang pemandu bernama Kak Reza memimpin langkah para siswa menuju lantai dua gedung yang memancarkan aura futuristik.
Ruangan demi ruangan terbuka seperti lembaran buku yang belum pernah mereka baca. Ada ruang podcast dengan peralatan profesional, studio dubbing dan green screen, kubikel animasi digital, hingga ruang teater tempat karya-karya animasi diputar. Sorot mata para siswa berubah: dari yang lelah, menjadi penuh nyala. Tak sedikit yang mencatat, memotret, bahkan bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.
Salah satunya adalah Yizhar Didan Satya Sasmito, siswa kelas XI PPLG B, yang penasaran dengan teknis pelatihan di tempat itu. Pertanyaan itu dijawab dengan penuh semangat oleh Kak Reza. Ia menjelaskan bahwa semua pelatihan di BDI dirancang berjenjang, mulai dari dasar hingga lanjutan—dan yang paling penting, terbuka bagi siapa pun yang mau belajar.
“Tidak ada kata terlalu dini untuk memulai,” ucap Kak Reza, mengukuhkan bahwa semangat dan kemauan adalah tiket masuk ke dunia teknologi.
Siswa SMK Models saat berkunjung (Istimewa/PWMU.CO)