
PWMU.CO – Antara Jumat hari ini dengan Jumat di pekan yang lalu, mungkin tidak banyak hal yang bisa kita ingat, pun tidak banyak catatan yang bisa kita catat, namun yang harus kita ketahui hakikatnya di Jumat pekan ini, kita telah tujuh hari lebih dekat kepada kematian.
Antara awal tahun 2024 dengan tahun 2025 yang kita berada di dalamnya, kita telah kehilangan ratusan hari yang memisahkan kita dengan kain kafan.
Ingatlah di mana nanti kita akan mengkancingkan baju namun yang melepaskan untuk kita pada hari itu adalah para pemandi mayat, hari di mana kita menggunakan perhiasan entah cincin atau perhiasan, namun yang melepaskan untuk kita adalah ahli waris kita yang siap untuk memperebutkannya.
Sebagian kita yang kain kafannya masih berupa kapas yang sekarang masih ditanam di ladang-ladang pertanian, namun boleh jadi sebagian kita ini kain kafannya sudah dalam proses diolah di pabrik tekstil dari benang menjadi lembaran kain.
Boleh jadi sebagian kita kain kafannya sedang dalam proses distribusi berpindah dari toko satu ke toko yang lain, dan dalam waktu yang tidak lama lagi dia suka atau tidak suka akan dipaksa menggunakan baju yang paling dibenci.
Mari kita merenung sejenak tentang sesuatu yang pasti kita hadapi, sesuatu yang menjadi gerbang dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat, yaitu kematian.
كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
“Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia akan mematikan kamu, Dia akan menghidupkan kamu kembali, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan?”. (Al-Baqoroh : 28)
Dalam Tafsir Ibunu Katsir menjelaskan, “Sungguh aneh orang yang ingkar kepada Allah, padahal awalnya manusia tiada, lalu Allah menjadikannya ada di muka bumi ini”.
Ayat ini juga menunjukkan, bahwa setiap kita semua pasti mati dan akan dibangkitkan kembali setelah kematian.
Maka apa saja kewajiban kita dalam kehidupan ini untuk mempersiapkan diri sebelum kematian. Tentunya banyak hal, di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama: Menjaga Keimanan dan Ketakwaan
Dalam al-Quran, Allah berfirman bahwa kehidupan dunia adalah ujian untuk melihat siapa yang paling baik amalnya. Oleh karena itu, menjaga keimanan dan ketakwaan adalah kunci utama.
Kedua: Beramal Sebaik Mungkin
QS. Al-Mulk : 2
ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ
“Yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.
Seperti apakah amalan yang terbaik itu?, salah satu indikatornya adalah pekerjaan itu dilakukan dengan istiqomah
Dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh Rasulullah bersabda:
فان خير العمل ادومه وان قل
“Sesungguhnya sebaik-baik pekerjaan adalah yang rutin, meskipun itu sedikit”.

Ketiga: Menyiapkan Amal yang Terus Mengalir Pahalanya
Mempersiapkan dengan memperbanyak amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, serta mendidik anak untuk menjadi anak yang shalih dan shalihah
Dalam Hadis yang diriwayatkan Muslim:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ.
Artinya: “Ketika anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya”.
Hadis ini mengajarkan bahwa meskipun seseorang telah meninggal, pahala dari tiga hal tersebut tetap mengalir. Sedekah jariyah mencakup amal yang manfaatnya terus berlanjut, seperti wakaf atau pembangunan fasilitas umum.
Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan dan digunakan oleh orang lain. Sementara itu, doa dari anak yang saleh menjadi bentuk keberkahan bagi orang tua yang telah tiada
Keempat: Berdoa Agar Diberikan Husnul Khotimah
Dalam Hadis yang diriwayatkan Abu Daud:
من كان اخر كلامه لااله الاالله دخل الجنة
“Barang siapa yang akhir hidupnya mengucapkan kalimat Laa illa haa Illa Allah, maka dia kan masuk surga”.
Salah satu doa yang sering dianjurkan adalah:
اللَّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِالْحُسْنَى وَاجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِمَهَا وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ
Artinya: “Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan kebaikan, jadikanlah sebaik-baik amal kami sebagai penutupnya, dan jadikanlah sebaik-baik hari kami adalah hari ketika kami bertemu dengan-Mu”.
Mengingatkan kepada kita bahwa tanggal 9 Mei 2025 adalah hari Jumat, semoga bermanfaat sebagai bahan renungan.(*)
Penulis M Mahmud Editor Zahrah Khairani Karim