SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Sabtu, Mei 17, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom Opini

Guru Honorer 2025: Antara Pengabdian Tak Terbayar dan Janji Manis Negeri yang Terus Menguap

Sabtu 10 Mei 2025 | 00:41
in Opini
27 1
0
9
SHARES
28
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT
Nashrul Mu'minin, Content Writer Yogyakarta. (Istimewa/PWMU.CO)

Penulis Nashrul Mu’minin (Content Writer, Yogyakarta) 

PWMU.CO – Di tengah gemerlap program “Merdeka Belajar” yang digaungkan pemerintah, nasib guru honorer masih terperangkap dalam labirin ketidakpastian. Tahun 2025, ironi itu kian nyata: mereka mengajar dengan hati, tetapi hidup dalam bayang-bayang kesenjangan sistem pendidikan yang dualistik. Gaji tak sebanding beban kerja, tunjangan yang hanya mimpi, dan status yang tak kunjung jelas—inilah potret suram yang bertahan puluhan tahun. Padahal, Allah SWT telah berfirman:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ

“Dan katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin’.” (QS. At-Taubah: 105). 

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Ayat ini seharusnya menjadi pengingat bahwa setiap kerja keras, terutama dalam mencerdaskan anak bangsa, layak dihargai secara adil. Namun, realitanya, guru honorer justru kerap diperlakukan sebagai second-class educator.

Mereka mengajar hingga 40 jam seminggu, tetapi penghasilannya tak mencapai setengah Upah Minimum Kabupaten (UMK). Di Kabupaten Bandung, misalnya, masih ada guru honorer yang digaji Rp 500.000 per bulan—angka yang jauh dari kata layak untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi menopang keluarga. 

Pemerintah memang mengklaim telah meningkatkan alokasi anggaran pendidikan hingga 20% dari APBN, tetapi nyatanya, dana itu seperti tak pernah menyentuh kantong guru honorer. Sistem pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang dijanjikan sebagai solusi, justru penuh dengan seleksi yang diskriminatif. Banyak guru honorer senior gagal lolos karena tes kompetensi yang lebih mengutamakan hafalan teori ketimbang pengalaman mengajar puluhan tahun. 

Allah SWT mengingatkan: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ 

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri.” (QS. An-Nisa’: 135). 

Ayat ini tegas mengecam sistem yang tidak adil. Jika negara benar-benar serius memajukan pendidikan, seharusnya tidak ada lagi dikotomi antara guru honorer dan PNS. Setiap pendidik yang berkontribusi sama besar, harus diberi hak yang setara. 

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Mereka disebut “pahlawan tanpa tanda jasa”, tetapi dalam praktiknya, banyak guru honorer yang hidup dalam tekanan ekonomi. Tak sedikit yang harus mencari pekerjaan sampingan sebagai ojek online, pedagang kecil, atau buruh serabutan hanya untuk menyambung hidup. Ironisnya, di saat yang sama, mereka tetap harus mempersiapkan materi ajar, menilai tugas, dan memenuhi administrasi sekolah yang menumpuk. 

Rasulullah ﷺ bersabda

أَعْطُوا الْأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ

“Berikanlah upah kepada pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah). 

Hadis ini jelas menekankan pentingnya memberikan hak pekerja secara tepat waktu dan layak. Namun, banyak guru honorer justru harus menunggu berbulan-bulan untuk menerima gaji yang jumlahnya tak seberapa. 

Setiap tahun, menteri pendidikan berganti, janji-janji pun berubah. Dari “akan diangkat jadi PPPK” hingga “akan ada tunjangan khusus”, tetapi realisasinya selalu tertunda. Di tahun 2025, masalah ini belum juga tuntas. Bahkan, beberapa daerah justru mengurangi alokasi honor guru karena anggaran yang dipangkas. 

Firman Allah SWT

يَا أَُهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ 

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.” (QS. An-Nisa’: 29). 

Menggaji guru honorer dengan upah tak manusiawi sama saja dengan memakan hak mereka secara batil. 

Jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin kualitas pendidikan Indonesia akan semakin terpuruk. Guru honorer yang seharusnya fokus mengajar, justru terdistraksi oleh urusan ekonomi. Akibatnya, pembelajaran menjadi sekadar formalitas, bukan proses pencerdasan yang bermakna. 

Allah SWT berfirman

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’d: 11). 

Perubahan harus dimulai dari kesadaran bersama bahwa guru honorer adalah ujung tombak pendidikan. Pemerintah, masyarakat, dan semua pihak harus bergerak untuk memperjuangkan nasib mereka. 

Saatnya Negara Hadir untuk Guru Honorer

Tahun 2025 seharusnya menjadi titik balik. Guru honorer bukan sekadar tenaga pengganti, tetapi pilar pendidikan yang harus diperhatikan. Jika negara benar-benar ingin memajukan pendidikan, maka mulai sekarang, berikanlah hak-hak mereka secara adil. 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2). 

Sudah waktunya kita bersatu memperjuangkan keadilan bagi guru honorer. Karena tanpa mereka, tidak ada masa depan cerah bagi generasi mendatang. (*)

Editor Amanat Solikah

Tags: Guru HonorerNashrul Mu'mininPengabdian
SendShare4Tweet2Share
Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim
ADVERTISEMENT

Related Posts

Viral meme Jokowi-Prabowo. (Istimewa/PWMU.CO)
Opini

Meme Jokowi-Prabowo Bawa Mahasiswi ITB ke Jeruji: Kebebasan Berekspresi atau Kejahatan Digital?

Jumat 16 Mei 2025 | 23:15
10
Nashrul Mu'minin, Content Writer Yogyakarta. (Istimewa/PWMU.CO)
Opini

Gula Pahit di Balik Layar: Mengulik Makna Horor Pabrik Gula yang Viral

Rabu 16 April 2025 | 10:58
65
Bidaah, Serial TV Malaysia yang Viral di Indonesia
Opini

Bidaah, Serial TV Malaysia yang Viral di Indonesia

Senin 14 April 2025 | 23:16
121
Mudik, Antara Tradisi, Teknologi, dan Transformasi Sosial
Opini

Mudik, Antara Tradisi, Teknologi, dan Transformasi Sosial

Rabu 9 April 2025 | 11:03
41
Menjembatani Perbedaan Hisab dan Rukyat: Harmoni dalam Keberagaman
Opini

Menjembatani Perbedaan Hisab dan Rukyat: Harmoni dalam Keberagaman

Senin 31 Maret 2025 | 00:49
33
Ramadan Hampir Usai, Filantropi Jangan Berhenti!
Opini

Ramadan Hampir Usai, Filantropi Jangan Berhenti!

Sabtu 29 Maret 2025 | 13:18
17

Terpopuler Hari Ini

  • Kelola THR dengan Bijak: Jangan Hanya untuk Belanja, Sisihkan untuk Tabungan dan Investasi

    Kelola THR dengan Bijak: Jangan Hanya untuk Belanja, Sisihkan untuk Tabungan dan Investasi

    12916 shares
    Share 5166 Tweet 3229
  • PWM Jatim Akan Gelar Milad dan Roadshow #3 Media Official di UMM

    284 shares
    Share 114 Tweet 71
  • Peserta Didik Istimewa SD Mica Memukau Perhatian Mendikdasmen Republik Indonesia

    742 shares
    Share 297 Tweet 186
  • Imam Sapari Kembali Nahkodai SMPM 7 Surabaya, Siap Cetak Generasi Qurani dan Tangguh

    10288 shares
    Share 4115 Tweet 2572
  • Smamita Berkembang Pesat, Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Sidoarjo Berikan Apresiasi

    145 shares
    Share 58 Tweet 36
  • Madtsamuda dan Umsida Jalin Kesepakatan Awal untuk Pengembangan Kurikulum Kelas Arabic

    197 shares
    Share 79 Tweet 49
  • Aneka Sajian Masakan Menjadi Penutup Rangkaian Ujian Praktik MadtsaMutu Pondok Modern Paciran

    1272 shares
    Share 509 Tweet 318
  • Dari Thaharah Hingga Tahfidz, MadtsaMutu Gelar Ujian Praktik Multidisiplin untuk Kelas IX

    121 shares
    Share 48 Tweet 30
  • Pejuang Shubuh: Menumbuhkan Karakter Mulia Sejak Dini di SD Muhammadiyah 4 Batu

    30 shares
    Share 12 Tweet 8
  • Kanzia Aqila El Zora, Siswa PAUD Aisyiyah Siliragung yang Miliki Segudang Prestasi di Dunia Modeling dan Tari

    29 shares
    Share 12 Tweet 7

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358734 shares
    Share 143494 Tweet 89684
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232985 shares
    Share 93194 Tweet 58246
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231090 shares
    Share 92436 Tweet 57773
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171527 shares
    Share 68611 Tweet 42882
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122378 shares
    Share 48951 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122278 shares
    Share 48911 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim