
PWMU.CO – Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM) Kota Pasuruan sukses menggelar Haflah Akhirussanah dan Pengukuhan Kader Muhafidz SPEAM. Acara ini diselenggarakan di Gedung Gradika Bhakti Praja, Kota Pasuruan, pada Ahad (4/5/2025) dan berlangsung khidmat.
Kesan dari santri akhir yang disampaikan oleh Filosofia Prameswari Momtazah Malik membuat suasana haflah menjadi haru dan hening.
Filo, sapaan akrabnya, memulai penyampaian kesan dengan mengungkapkan bahwa pertemuan dan masa pendidikan yang ia jalani bersama kawan-kawannya di pesantren terasa begitu singkat.
“Waktu terus berjalan. Setiap detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun adalah bagian dari sejarah. Selama tiga tahun ini, kami telah berlayar di tengah samudera yang tak luput dari hempasan angin topan,” ujarnya.
Ia mengibaratkan para santri bagaikan anak kapal yang harus mampu terus berlayar, bahkan menaklukkan badai dan ombak yang datang silih berganti.
“Kami harus menyelesaikan perjalanan itu, perjalanan yang jauh dan melelahkan untuk menuju ke sebuah pulau yang penuh kedamaian,” lanjutnya.
Santriwati asal Bondowoso itu kemudian mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh ustadz dan ustadzah yang telah mendidik, mengajar, dan membagikan ilmu dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
“Semoga ilmu yang telah ustadz dan ustadzah berikan menjadi cahaya bagi kami, serta menjadi aliran pahala yang tak pernah terputus,” harapnya.
Putri dari Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bondowoso ini juga menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tuanya yang telah rela melepaskannya untuk menuntut ilmu di pesantren.
“Malam-malam panjang yang kalian habiskan dalam doa menjadi cahaya dalam setiap perjalanan kami. Terima kasih, ayah dan bunda, atas cinta yang tak pernah habis dan doa yang tak pernah putus. Semoga Allah membalas dengan surga yang paling tinggi,” ucapnya dengan tersedu.
Filo juga menyampaikan bahwa ia berjanji akan terus menjadi anak yang membanggakan, baik di dunia maupun di akhirat.
Ia juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seangkatannya yang telah hadir, menemani, dan mewarnai kehidupannya di pesantren selama ini, teman-teman yang selalu ada dalam suka maupun duka.
“Berpisah bukan berarti menghilang, tapi melangkah ke tahap baru dalam kehidupan,” ucapnya, menyemangati.
Santriwati peraih predikat santriwati teladan ini juga memohon maaf kepada para guru jika selama belajar di SPEAM, ia dan teman-temannya banyak berbuat khilaf dan salah. Permohonan maaf tersebut, lanjutnya, sebagai bentuk ikhtiar untuk mendapatkan ridho dan memperlancar kesuksesan di masa depan.
Di akhir, ia memohon doa kepada seluruh guru dan hadirin untuk mendoakannya serta seluruh teman-teman seangkatannya.
“Doakan kami, agar semua ilmu yang kami peroleh dapat menjadi ilmu yang berguna, bermanfaat, dan berkah dalam kehidupan kami,” pintanya. (*)
Penulis Dadang Prabowo Editor Ni’matul Faizah