
PWMU.CO – Kabar membanggakan datang dari SMP Muhammadiyah 9 Boarding School Tanggulangin, Sidoarjo (Mubosta). Tiga siswa berbakat dari Mubosta berhasil meraih medali emas dan dinobatkan sebagai Juara 3 dalam lomba Inovasi Proyek Tingkat Internasional. Karya mereka yang revolusioner di bidang pertamanan, berjudul “Smart Garden Otomatis Berbasis Internet of Things (IoT)”, sukses mencuri perhatian para juri.
Penghargaan ini diumumkan dalam acara Malaysia Singapore Olympiad (MYPO) yang diselenggarakan oleh Ketua Forum Silaturahmi Kepala Sekolah Muhammadiyah (Foskam) SMP/MTs Muhammadiyah Sidoarjo di Kolej Profesional Bandar Melaka (KPM), Malaysia pada Senin (28/4/2025) hingga Jumat (2/5/2025).
Ketiga siswa tersebut yakni Ghaisan Aqil Athallah (kelas VII), Arya Raditya Rusqullah (kelas VIII), dan Gibrano Linuxian Athallah (kelas IX). Mereka berhasil memukau dewan juri dengan konsep taman pintar (Smart Garden) yang dapat menyiram tanaman secara otomatis, sehingga taman tetap terjaga kelembapannya dan tanaman tidak sampai mati karena kekeringan.
Teknologi Smart Garden yang mereka kembangkan memanfaatkan sensor-sensor sederhana serta menggunakan panel surya sebagai sumber energi. Sistem ini berbasis IoT dan dilengkapi dengan algoritma optimasi berbasis waktu internal.
Inovasi ini memungkinkan para pengguna untuk memantau kondisi kelembapan tanah, suhu udara, dan suhu tanah secara real-time. Sistem ini juga mampu memberikan air secara tepat sesuai kebutuhan, sehingga dapat meminimalkan risiko kekeringan dan kerusakan pada taman.
“Alhamdulillah, kami sangat terharu menerima penghargaan ini,” ujar Gibran, salah satu dari tiga pemenang.
Ia juga mengungkapkan bahwa ide untuk menciptakan Smart Garden muncul dari keprihatinan mereka terhadap kondisi lahan hijau di area sekolah yang kurang terawat.
Lebih lanjut, Gibran menjelaskan bahwa teknologi yang mereka kembangkan tidak hanya memudahkan proses penyiraman tanaman, tetapi juga menyediakan data analisis yang berguna bagi pengguna untuk memahami pertumbuhan tanaman secara lebih baik.
“Selain itu, sistem yang terintegrasi dengan perangkat seluler juga mampu memberikan informasi mengenai jenis kelembapan tanah dan kondisi air di sekitar taman,” jelas Gibran.
Keberhasilan ketiga siswa tersebut tidak lepas dari peran pembimbing dan pembina yang luar biasa, Muhammad Rifqi Nur Baharis dan M Lutfi Syaifuddin Umar SPd.
Muhammad Rifqi Nur Baharis menyatakan rasa bangganya atas prestasi yang diraih oleh anak-anak. Ia mengapresiasi kerja keras, kesungguhan mereka, serta dukungan para pembina lainnya yang telah berhasil mengantarkan anak-anak hingga ke tingkat internasional
“Keberhasilan anak-anak ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkarya dan berinovasi dalam berbagai bidang,” imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa meskipun berada di pesantren, anak-anak yang didampingi dan dibina dengan tepat dapat memberikan dampak yang sangat besar.
Dengan semangat pantang menyerah dan komitmen terhadap pendidikan, bukan tidak mungkin akan lahir lebih banyak inovator muda Indonesia yang mampu mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. (*)
Penulis Widiyanti Editor Ni’matul Faizah