
PWMU.CO – Lembaga Pengembangan Cabang Ranting dan Pembinaan Masjid (LPCR PM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) pada Sabtu (10/5/2025), bertempat di Aula Mas Mansur, Kantor PWM Jawa Timur, Surabaya.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan LPCR PM dari 38 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kabupaten dan kota, dengan mengusung tema sentral “Ranting Itu Penting, Cabang Harus Berkembang, Masjid Makmur Memakmurkan.”
Rakorwil ini menghadirkan Ketua LPCR PM Pimpinan Pusat Muhammadiyah, H Muhammad Jamaludin Ahmad SPsi Psikolog, sebagai pembicara utama. Dalam stadium general bertajuk “Sinergi Gerakan Cabang, Ranting, dan Masjid Muhammadiyah,” beliau menekankan pentingnya sinergi gerakan sebagai kunci keberhasilan dakwah Muhammadiyah.
Salah satu wujud sinergi tersebut adalah pemanfaatan seluruh sumber daya persyarikatan untuk program pemberdayaan dan pembinaan masyarakat yang berpusat di Cabang, Ranting, dan Masjid. Integrasi antara aktivitas organisasi Muhammadiyah di tingkat Cabang dan Ranting dengan fungsi masjid sebagai sentral kegiatan diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi warga Muhammadiyah, umat, dan masyarakat luas. Dengan demikian, eksistensi Muhammadiyah akan semakin terasa dan menarik simpati masyarakat.
“Cabang, Ranting, dan Masjid merupakan representasi nyata atau The Real Muhammadiyah. Ranting Muhammadiyah adalah ujung tombak persyarikatan,” tegasnya.
Ia juga menguraikan karakteristik Ranting Muhammadiyah yang ideal: pengajian yang aktif, masjid yang makmur dan memakmurkan, amal yang dilandasi keikhlasan dan kegembiraan, budaya infak, zakat, shodaqoh, dan wakaf yang kuat, serta rapat rutin yang efektif dengan tindak lanjut dan semangat tajdid (pembaharuan).
H. Muhammad Jamaludin Ahmad mengidentifikasi sejumlah “energi” utama yang akan menjaga eksistensi Muhammadiyah ke depan. Energi tersebut meliputi:
- Keteguhan pimpinan persyarikatan dalam menjaga ideologi dan paham agama serta menjadi teladan umat;
- Keberadaan pelopor dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid di setiap Cabang, Ranting, dan Masjid;
- Semangat tinggi dalam infak, shodaqoh, zakat, dan wakaf dari anggota serta simpatisan;
- Berjalannya perkaderan di setiap keluarga Muhammadiyah;
- Optimalisasi fungsi dakwah dan kaderisasi di seluruh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM);
- Keberhasilan dakwah di kalangan generasi muda;
- Kemandirian ekonomi Cabang, Ranting, dan Masjid;
- Peningkatan kualitas pesantren Muhammadiyah sebagai pusat kaderisasi.
Rakorwil juga menyoroti pentingnya memperhatikan ekosistem Muhammadiyah di tingkat Cabang dan Ranting yang sangat beragam. Ekosistem ini mencakup unsur pendidikan tradisional (keluarga, masjid, sekolah, masyarakat), serta melibatkan unsur pemerintah, pengurus persyarikatan, tokoh/mubaligh Muhammadiyah, Aisyiyah, organisasi otonom (Ortom), AUM beserta pengelola dan pegawainya, siswa, orang tua, serta warga masyarakat.
Sinergi yang efektif antar unsur ini diyakini mampu melahirkan Cabang dan Ranting yang unggul, berkemajuan, serta menjadi pusat relasi sosial.
Strategi implementasi sinergi gerakan juga menjadi pokok pembahasan Rakorwil. Beberapa kunci utama yang disampaikan meliputi: kepemimpinan yang solid, kompak, dan menggembirakan; pemahaman mendalam terhadap problematika umat; serta penyusunan program sinergi gerakan Cabang-Ranting-Masjid (CRM) yang relevan dengan tujuan persyarikatan dan kebutuhan masyarakat.
Selain itu, Rakorwil menegaskan bahwa program pemberdayaan dan pembinaan masyarakat tidak harus bergantung pada dana persyarikatan. Sumber lain, seperti program pemerintah dari kementerian, badan, dan lembaga, dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Rakorwil LPCR PM PWM Jawa Timur ini diharapkan menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi gerakan di seluruh tingkatan, sehingga Muhammadiyah di Jawa Timur dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan umat dan bangsa. (*)
Penulis Bambang Adam Malik Editor Wildan Nanda Rahmatullah