
Lathifah, Guru Bersahaja yang Menjadi Aktivis. Kolom oleh Fathurrahim Syuhadi, penulis produktif PWMU.CO, Wakil Ketua PDM Lamongan.
PWMU.CO – Namanya singkat Lathifah lahir di desa Sendangagung Paciran Lamongan pada tanggal 15 Oktober 1965. Ia putri keempat dari tujuh bersaudara anak pasangan Kasbun dan Masamah
Lathifah menyelesaikan pendidikannya dari TK ABA Sendangagung, MIM13 dan AMPM12 Sendangagung dan SMA Al Amin Tunggul Paciran
Layaknya keluarga besar Muhammadiyah, Lathifah pun mulai menjadi aktifis di Ikatan Pelajar Muhammadiyah di desanya. Kemudian ia aktif di Nasyiatul Aisyiyah dan Aisyiyah Ranting Sendangagung. Bahkan Lathifah aktif di kegiatan desa seperti PKK.
Lathifah tergolong remaja putri yang moncer. Setelah tamat dari SMA ia mulai membatu mengajar di TK Aisyiyah Bustanul Athfal di desanya.
Kemudian ada kesempatan bagi Lathifah untuk mengajar di MI Muhammadiyah 13 Sendangagung pada tahun 1988. Kesempatan ini tentu tidak disia siakan baginya untuk mengamalkan ilmunya.
Di luar Persyarikatan Muhammadiyah, Lathifah juga berperan aktif mengajar SPS TP Ananda Sendangagung, Bahkan dia mendapat tambahan tugas sebagai Kepalanya.
Dalam perjalanan hidupnya, Lathifah menikah dengan Soejono anak pasangan Juwari dan Alfiyah. Keduanya merupakan tenaga pendidik di lembaga Perguruan Muhammadiyah Sendangagung dan sama sama aktifis di IPM.
Dari pernikahannya yang dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 1989 ia dikaruniai tiga anak. Mereka adalah Alvian Meydia Nanda, Khoridatur Rifliana dan Wildan Al Kholis.
Soejono mengungkapkan kalau istrinya adalah benar benar seorang pendidik dan juga aktifis. Seakan tiada lelahnya beraktifitas.
Lanjutnya, kegiatan Lathifah selain mengajar dan berorganisasi Aisyiyah di Ranting Sendangagung, ia juga aktif di kegiatan tingkat desa bahkan kecamatan.
“Bu Lathifah sangat menikmati aktifitas mengajar dan berorganisasi,” kenang pendidik yang mengajar di lembaga lingkungan pesantren Al Ishlah ini
Ternyata Allah berkehendak lain dari rencana perjuangan dan pengabdian hambanya. Setelah sakit beberapa lama Lathifah menghenbuskan nafas terakhirnya pada tanggal 15 Juli 2022. Jasadnya dimakamkan di kuburan Islam Sendangagung Paciran Lamongan.
Ahmad Nurhadi Wakil Kepala bidang Kesiswaan MIM 13 Sendangagung memberikan kesan bahwa Lathifah adalah guru yang energik. Ia merupakan wali kelas 5. Hidupnya dicurahkan sepenuhnya untuk mencerdaskan anak bangsa.
Di luar mengajar, lanjut aktifis Hizbul Wathan Lamongan ini Lathifah masih menyempatkan bergiat di organisasi Aisyiyah dan organisasi yang ada di desa Sendangagung.
“Bu Lathifah merupakan sosok guru dan aktifis yang waktunya betul betul diabdikan untuk kemaslahatan umat,” ujar Wakil Ketua Kwarda HW Lamongan ini. (*)
Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan