
PWMU.CO – Karya seni ecoprint hasil kreasi siswa-siswi SMP Muhammadiyah 9 Boarding School Tanggulangin (Mubosta) PPM An Nur Sidoarjo, Jawa Timur, berhasil menembus panggung internasional.
Karya tersebut menjadi bagian dari Moslem Youth Project Olympiad (MYPO) 2025 yang digelar di Kolej Profesional Mara (KPM) Bandar Melaka, Malaysia.
Kegiatan ini merupakan proyek internasional yang melibatkan pelajar dari berbagai negara, termasuk Indonesia dan Malaysia, untuk menampilkan inovasi dan karya unggulan di bidang seni dan lingkungan. Karya ecoprint dari SMP Mubosta dipamerkan bersama karya dari sekolah lainnya di hadapan para juri yang terdiri dari dosen KPM Melaka.
Promosi Budaya dan Edukasi Lingkungan
Karya ini lahir dari tangan-tangan kreatif siswa klub interpreneur SMP Mubosta, yang berinisiatif mempromosikan batik dan seni ecoprint sebagai salah satu bentuk kekayaan budaya Indonesia.
“Ecoprint merupakan seni rupa berbasis bahan alam, sangat sesuai dengan karakter tropis Indonesia yang kaya akan daun dan tanaman, namun masih jarang dimanfaatkan,” ujar Binta Khumairoh MPd, guru pembimbing dalam proyek tersebut.
Ia menjelaskan, karya yang dikurasi dan dikirim ke ajang MYPO melewati tahapan seleksi yang panjang. Penilaian didasarkan pada keunikan desain, kualitas pewarnaan, keberlanjutan bahan alami yang digunakan, dan konsep di balik karya tersebut.
“Para siswa sangat antusias dan berdedikasi. Mereka bereksperimen dengan berbagai jenis daun dan teknik pewarnaan untuk hasil terbaik. Ini adalah buah dari kerja keras dan kreativitas mereka,” ungkapnya bangga.
Siswa Terinspirasi dan Bangga
Adapun siswa yang terlibat dalam proyek ini adalah Latifatul Wahyujihadi dan Nadine Zumrotul Amaliyyah dari kelas 9, serta Binar Marsha Tiana Putri dan Yuke Livina Faza dari kelas 7. Mereka merasa bangga dan tak menyangka karya mereka diapresiasi hingga tingkat internasional.
“Saya sangat senang dan bangga karya kami bisa dilihat langsung oleh orang-orang di Malaysia. Bahkan, salah satu juri membeli karya kami. Ini pengalaman yang luar biasa,” tutur Iif, ketua kelompok, penuh semangat.
Ia berharap, ecoprint dapat menjadi gerakan seni yang mendorong kecintaan terhadap alam. “Melalui ecoprint, kita bisa menghasilkan karya seni yang indah tanpa merusak lingkungan.”
Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi SMP Mubosta, tetapi juga menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia. Ini adalah bukti bahwa pendidikan di tingkat SMP pun mampu menumbuhkan kreativitas dan inovasi yang mendapat pengakuan dunia.
“Semoga capaian ini menjadi pemicu lahirnya karya-karya lain yang lebih inovatif dan berdaya guna, dengan semangat menjaga budaya dan kelestarian alam,” pungkas Binta Khumairoh.
Penulis Widiyanti Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan