
Ahsanuddin Guru Aktif di Perkaderan Persyarikatan, Kolom oleh Fathurrahim Syuhadi, penulis produktif PWMU.CO, Wakil Ketua PDM Lamongan.
PWMU.CO – Drs Ahsanuddin MM lahir di Godog Laren Lamongan pada tanggal 7 September 1967. Ia anak pertama dari pasangan Maemonah dan Muqorrob. Ahsanuddin sejak muda sudah mengajar di Madrasah Aliyah Muhammadiyah (MAM) 3 Godog dan SMPM 8 Godog.
Ahsanuddin menempuh pendidikan di MIM 1 Godog, SMP Muhammadiyah 8 Godog, MAM 3 Godog. Kemudian melanjutkan kuliyah di STIT Muhammadiyah Paciran. Magister Manajemen ditempuh di STIE Mahardika Surabaya.
Aktifitas berorganisasi dimulai dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kemudian aktif di Pemuda Muhammadiyah dan menjabat sebagai Wakil Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Godog dan Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PCM Laren Lamongan. Ia tergolong aktifis yang ulet dan tegas dalam memegang prinsip
Perjalananan hidup Ahsanuddin selepas lulus dari MAM 3 Godog, melanjutkan kuliah di STIT Muhammadiyah Paciran. Jarak dari rumah ke kampus 12 km. Dari rumah naik sepeda ontel sejauh 5 km. Sepeda dititipkan di rumah Pak Syuhadi prapatan Payaman lalu naik angkutan sampai kampus sejauh 7 km
Dari pernikahannya dengan Marshushatul Hasanah, guru TK ABA Godog yang sama-sama aktivis IPM era 90-an pada tanggal 21 Maret 1993 dikaruniai tiga anak yaitu Irham Ahsanul Ridlo lahir 11 Mei 1994, Niki Estu Putu Thomah lahir 1 Oktober 1997 dan Abdullah Javier lahir 24 Juni 2005
Saat memimpin MPK (Majelis Pendidikan Kader) bersama Ketua PCM Laren Kiai As’ad AB ia menggaungkan perkaderan melalui Baitul Arqam bagi anggota PCM, PRM, dan guru Muhammadiyah di bulan Ramadhan sebelum wabah Covid-19
Ramadhan tahun ini, almarhum merencanakan mengadakan Baitul Arqom yang ditempatkan di Ranting, tapi keburu Covid 19 melanda
Ahdanuddin dikenal sebagai sosok tegas, teguh memegang prinsip dan sangat perhatian dengan sesama aktivis yang mengalami kesulitan.
Putera sulung almarhum Irham Ahsanul Ridlo, menuturkan pribadi abahya. ”Abah adalah sosok yang sabar, senang bergaul dengan semua orang. Di rumah tidak pernah membentak kepada ibu maupun anak-anaknya,” kata Iing panggilannya.
Dia menceritakan, meskipun kondisi abahnya kurang enak badan tapi masih menyempatkan mengajar. Membuat soal ujian, membuat laporan ke pengawas sebagai guru di SMP Negeri 1 Sekaran. Sebelumnya ia sempat bertugas di SMP Negeri 1 Sukorame
”Prinsip hidupnya tidak mau menyusahkan orang selagi saya masih mampu,” ujar Iing yang tinggal di Malang
Irham Ahsanul Ridlo merekam pesan terakhir abahnya. ”Wis aku wae sing ngrasakno lara ngene iki. Ibu, Javier, Iing, Niki dijaga kesehatane, ya Nak.” Artinya, sudah, saya saja yang merasakan sakit seperti ini. Ibu, Javier, Iing, Niki, jaga kesehatannya ya
Ahsanuddin wafat pada Sabtu, 12 Maret 2022, dalam usia 52 tahun, pukul 23.00 WIB dan dimakamkan di pemakaman desa setempat pada Ahad pagi, 13 Maret 2022.
Semoga guru yang aktifis ini mendapat tempat yang mulia di hadapan Allah Swt dan surga jaminannya. (*)
Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan