
Tumbar : Sosok Aktifis Ulet, Pekerja Keras dan Tidak Muda Putus Asa, Kolom oleh Fathurrahim Syuhadi, penulis produktif PWMU.CO, Wakil Ketua PDM Lamongan.
PWMU.CO – Namanya singkat Tumbar SAg teman temannya biasa memanggil Pak T. Pembawaannya tenang, sabar dan teduh. Ia tak mudah menyerah dalam menghadapi ganasnya kehidupan. Hampir tidak pernah mengeluh dan marah selama hidupnya, walau beban hidupnya sangat berat
Tumbar lahir di Desa Sewor Kecamatan Sukorame Lamongan pada tanggal 19 Januari 1966. Tumbar merupakan anak keempat dari lima bersaudara putra dari Dasiran dan Sumi. Adapun saudaranya adalah Saji, Dasiyem, Jaminah dan Wakini
Sewaktu sekolah di SMA Tumbar sudah menjadi aktifis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan saat mahasiswa ia aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Cabang Bojonegoro. Kemudian ia aktif di Pemuda Muhammadiyah. Bahkan sewaktu mahasiswa ia sudah menghidupi dirinya dengan menjadi marbot masjid.
Pendidikan Tumbar dilalui di SDN 1 Sewor Sukorame, SMP Ahmad Yani Sukorame, SMA Muhammadiyah 3 Kedungadem Bojonegoro dan STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Muhammadiyah Bojonegoro.
Pada usia 30 tahun, tepatnya tanggal 22 September 1996 Tumbar menikah dengan Ramisih gadis sekampungnya yang merupakan anak keenam dari pasangan Saedo dan Srimah. Dari perkawinannya ini ia dikaruniai putri semata wayang yakni Novia Faizatiwahida alumni Pasca Sarjana Magister Kesehatan UGM Yogyakarta
Dalam keseharian Tumbar sebagai seorang petani desa yang memiliki lahan garap cukup luas. Pagi ke ladang dhuhur sudah pulang untuk jamaah di masjid yang ia bina. Sore setelah jamaah ashar ke ladang lagi dan jelang maghrib baru pulang. Malam harinya ia mengajar anak anak mengaji di masjid desanya yakni Masjid Nurul Islam Sewor atau mengisi kultum di beberapa masjid. Di masjid Nurul Islam Sewor ini Tumbar menjadi Takmirnya
Selain bertani, Tumbar juga memiliki usaha yang dikelola bersama istrinya yakni kios jamu. Usahanya ini tergolong ramai. Penduduk kampung di luar desanya juga menjadi pelanggan setianya. Melalui usaha jamunya ia dapat berinteraksi dengan jamaah pengajiannya maupun anggota Muhammadiyah yang ia pimpin.
Sewaktu muda Tumbar pernah beberapa tahun bekerja sebagai marketing perbukuan dan memiliki anak buah. Oleh perusahaannya tempat bekerja ia dikenal sebagai karyawan yang jujur, ulet dan amanah. Ia menguasai area pemasaran di Bojonegoro, Lamongan dan Gresik.
Baginya, dunia marketing itu mengasikkan karena bisa bertemu berbagai orang. Hal ini dilakukan Tumbar saat ia masih menjadi mahasiswa akhir di Bojonegoro sampai menikah. Bahkan ada kejadian yang sangat luar biasa, saat ayahnya wafat pada malam hari ia berada di mess tempat bekerjanya.
Ia merintis Muhammadiyah dari bawah, mula mula sebagai Pimpinan Ranting Muhammadiyah di desanya. Kemudian menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah kecamatan Sukorame periode 2015-2022. Di tingkat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan Tumbar juga menjabat sebagai anggota LPCR (Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting) periode 2015-2022
Tentu menjadi aktifis Muhammadiyah di pinggiran selatan Lamongan yang berbatasan dengan Jombang tantangan medan perjuangannya lebih berat. Hal ini membutuhkan kesabaran dan keuletan dalam membimbing warganya yang sering kali salah paham. Belum lagi berhadapan dengan sumberdaya pimpinan yang berlatar belakang yang beragam.
Termasuk dalam kesulitannya adalah mengajak warga dan pimpinan ditingkat bawah untuk mengurus KTAM (Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah). Banyak alasan yang disampaikan kepadanya karena kesulitan dana, sulit koordinasi dan lainnya. Namun semua itu dihadapi Tumbar sebagai mubaligh dengan penuh ketenangan dan kesabaran.
Tumbar sebagai anggota LPCR, berprinsip bermuhammadiyah itu harus menggembirakan. Ia memandang ranting itu penting, cabang harus berkembang dan masjid harus dimakmurkan
Sebagai aktifis tulen, untuk menyalurkan politiknya ia aktif di Partai Amanat Nasional. Jabatan puncaknya sebagai ketua DPC PAN Kecamatan Sukorame
Kesan Putrinya
Ayah adalah sosok yang nyaris sempurna dalam hidup kami. Dalam setiap langkahnya, ia selalu menjadi panutan bukan hanya karena kata-katanya, tapi karena tindakannya yang penuh kasih dan ketulusan. Ia tak pernah sekalipun menyakiti anak-anaknya, baik dengan ucapan maupun perbuatan. Sebaliknya, ia selalu hadir sebagai pelindung, pembimbing, dan tempat bersandar di saat kami membutuhkan.
Kesabaran adalah salah satu sifat paling menonjol darinya. Dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, ayah tak pernah menyerah. Bahkan di saat kami merasa hampir putus asa, ia tetap berdiri tegak, menjadi pengingat bahwa setiap kesulitan pasti akan berlalu jika dihadapi dengan hati yang kuat dan penuh keikhlasan.
Ia adalah sosok yang sangat penyayang, terutama terhadap keluarga. Tidak ada yang lebih penting baginya selain kebahagiaan dan keselamatan orang-orang yang ia cintai. Namun, kebaikannya tidak hanya terbatas di dalam rumah. Ayah dikenal sebagai seseorang yang ringan tangan membantu siapa pun yang membutuhkan, tanpa pernah mengharapkan imbalan.
Kini, ketika ayah telah tiada, kehangatan dan kehadirannya tetap hidup dalam ingatan kami. Setiap nasihatnya, setiap senyumnya, dan setiap tindakan kecil penuh cinta yang dulu mungkin kami anggap biasa, kini menjadi kenangan yang sangat berarti. Kami kehilangan sosok luar biasa, tapi kami juga bersyukur pernah menjadi bagian dari hidupnya.
Selamat jalan, Ayah. Terima kasih telah menjadi cahaya yang begitu terang dalam hidup kami. Semangatmu, cintamu, dan ketulusanmu akan selalu kami kenangan.
Tumbar yang oleh teman teman aktifis diberi nama tambahan Tumbar Riyanto atau Pak T Riyanto dipanggil Allah Swt pada tanggal 21 April 2024 dalam usia 58 tahun setelah sakit beberapa lama karena stroke. Ia dimakamkan di kuburan desa Sewor Sukorame. Semoga amal baiknya diterima oleh Allah Swt.
Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan