SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Kamis, Juni 19, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Ber-Islam dengan Fleksibel

Jumat 16 Mei 2025 | 12:46
in Kolom
1.9k 60
0
635
SHARES
2k
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT
Gambar Ilustrasi (Sumber Gambar: freepik.com)

Oleh: Alfi Saifullah – Penulis kolom, buku biografi, dan sejarah

PWMU.CO – Meskipun Islam adalah agama tauhid, dalam kehidupan sosial umat, masih sering kita temui sikap-sikap yang menggiring pada pemahaman agama yang sempit, bahkan cenderung ekstrem.

Saya teringat percakapan dengan seorang sahabat bernama Slamet. Ia kerap mengunggulkan kemiskinan. Menurutnya, Islam identik dengan kemiskinan. Ia berkata bahwa Nabi sering mengganjal perutnya dengan batu karena tidak menemukan makanan. Bahkan, dalam riwayat Sayyidah Aisyah disebutkan bahwa dapur Nabi pernah tidak menyala selama 40 hari. Ia juga menyitir hadis riwayat Ibnu Umar untuk memperkuat pandangannya.

معشر الفقراء ألا أبشركم أن فقراء المؤمنين يدخلون الجنة قبل أغنيائهم بنصف يوم خمس مائة عام

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Artinya: Wahai orang-orang faqir, maukah kuberi kabar gembira kepada kalian? Sesungguhnya, orang-orang beriman yang fakir akan masuk surga terlebih dahulu setengah hari yang setara 500 tahun lamanya daripada orang kaya (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Lantas saya menjawab, ‘Tidak demikian.’ Namun, saya perlu mengatakan bahwa pemahaman seperti itu, betapapun baik niatnya, merupakan bentuk pembacaan yang parsial. Islam memang menaruh empati dan solidaritas yang tinggi kepada kaum miskin, tetapi bukan berarti menjadikan kemiskinan sebagai sesuatu yang ideal.

Faktanya, meskipun terdapat hadis-hadis tersebut, Sayyidina Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Nabi yang dikenal sangat kaya. Keduanya termasuk golongan hartawan, namun kekayaan tidak menghalangi mereka untuk taat kepada Allah. Bahkan, keduanya termasuk dalam kelompok Al-Mubasyiruna bil Jannah, yaitu sahabat-sahabat yang dijanjikan masuk surga.

Bahkan terdapat hadits yang berbunyi, Kadal faqri ayyakuna kufri (kadang kemiskinan dekat dengan kekufuran). Nabi juga mengajari kita doa terhindar dari kefakiran dan kekufuran, “Allahumma inni a’udzu bika minal kufri wal faqri” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
kekufuran dan kefakiran) (HR. Abu Dawud).

Meski harta bukan satu-satunya unsur penting, tidak bisa dipungkiri bahwa membangun masjid, pesantren, sekolah, dan berbagai instrumen dakwah lainnya memerlukan harta. Itu adalah sebuah keniscayaan. Islam sendiri telah mengatur urusan harta secara rinci melalui zakat, infak, dan fikih muamalah lainnya. Islam juga menempatkan setiap orang sesuai dengan kondisi sosialnya masing-masing.

Yang kaya harus bersyukur, yang miskin bersabar. Yang kaya menjadi muzakki, yang miskin mustahiq. Jangan dibolak-balik, karena dapat merusak tatanan. Kekayaan tidak menghapus ketulusan, dan kemiskinan pun tidak otomatis mengangkat derajat seseorang jika tidak disertai kebersihan hati. Islam tidak menjadikan kemiskinan sebagai cita-cita. Ia adalah kondisi, bukan prinsip.

Maka parameter utama dalam Islam bukan terletak pada miskin atau kayanya seseorang, tetapi sejauh mana bertakwa dan memberi manfaat kepada sesama. Sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa” (QS. Al-Hujurat: 13).

Suatu hari, saya berbincang dengan Azis, sahabat satu majelis ilmu. Ia sangat membenci politik, menganggap para politisi sebagai sekumpulan manusia yang kehilangan moral. Ia menyebut mereka pendusta, pembohong, dan koruptor. Sekali lagi, saya tidak sepakat. Saya berkata kepadanya, ‘Tidak demikian.’ Kekuasaan adalah alat, ia bisa digunakan untuk kebaikan maupun keburukan, tergantung siapa yang memegangnya dan untuk tujuan apa. Seperti halnya pisau, bermanfaat di tangan seorang koki, tetapi bisa berbahaya di tangan penjahat.

Seorang politisi, dengan satu goresan tanda tangan, bisa menutup lokalisasi keesokan harinya dan menggantinya dengan sebuah masjid. Apa yang selama bertahun-tahun didakwahkan oleh para dai, bisa terwujud hanya melalui satu kebijakan.

Ketika Sayyidina Umar bin Khattab menaklukkan Persia, ia tidak hanya memperluas wilayah, tetapi juga membuka jalan bagi konversi keyakinan dari Majusi menjadi Islam. Demikian pula berdirinya Kesultanan Demak menjadi pintu gerbang penyebaran Islam di tanah Jawa. Bukan karena politik lebih sakral, tetapi karena pengaruh kekuasaan itu nyata.

Islam tidak menafikan politik. Nabi Muhammad adalah pemimpin spiritual sekaligus kepala negara. Sejarah Khulafaur Rasyidin menjadi bukti nyata tentang praktik kekuasaan yang adil dan berpihak kepada rakyat. Bahkan, Imam al-Mawardi dalam Al-Ahkam al-Sultaniyyah telah merumuskan teori politik dalam bingkai fikih. Hal yang sama juga dilakukan oleh para ulama lainnya, seperti Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin dan Ibnu Taimiyah dalam As-Siyasah As-Syar’iyyah.

Dalam Islam, kekuasaan bukanlah sesuatu yang tabu. Ia adalah bagian dari peradaban. Yang menjadi persoalan bukan kekuasaannya, melainkan moralitas politik. Kekuasaan menjadi hina ketika disalahgunakan oleh manusia. Politik tanpa akhlak adalah bencana, namun agama yang tidak menyentuh realitas politik seringkali hanya menjadi pelarian dari tanggung jawab.

Saya yakin bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam. Islam datang untuk menyapa semua makhluk, bukan hanya orang miskin, politisi, atau orang kaya seperti yang sudah dicontohkan tadi, tetapi juga petani, nelayan, polisi, akademisi, jurnalis, bahkan para buruh. Bahkan makhluk yang tak kasat mata, hewan, dan tumbuhan sekalipun.

Ibadah tidak melulu soal shalat sunnah di masjid sambil memutar-mutar tasbih, meskipun itu sangat baik. Ibadah memiliki makna yang luas, sebanyak profesi yang dijalani hamba-Nya, selama tetap berada dalam koridor syariat. Saya teringat sebuah kaidah ushul fiqh yang berbunyi:

الحكم يدور مع العلة المأثورة وجودا وعدما

Hukum berputar beserta ‘illatnya (alasan), ada dan tiada.

Maka dari itu, Islam bukanlah menara gading yang tak tersentuh. Ajarannya bersifat fleksibel dan menyentuh semua aspek kehidupan. Sempitnya pemikiran kita yang membuat kemuliaan hanya dinilai dari satu sektor saja. Padahal, dunia ini bergerak karena kerja banyak orang dengan peran masing-masing. Oleh karena itu, tidak perlu ada persaingan yang merugikan, karena tidak ada yang serupa. Yang terpenting adalah mengerjakan yang terbaik di posisi masing-masing.

Ibadah utama bagi seorang polisi adalah menciptakan rasa aman di masyarakat dari gangguan kejahatan. Seorang hakim menjalankan tugasnya dengan menegakkan hukum seadil-adilnya. Para ilmuwan melakukan penelitian yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ibadah seorang petani adalah menanam dan merawat tumbuhan dengan baik. Demikian pula, setiap profesi memiliki bentuk ibadahnya masing-masing.

Ini bukanlah relativisme, melainkan penempatan peran yang tepat. Karena Islam adalah sistem nilai yang fleksibel, adaptif, dan dinamis, memberi ruang bagi manusia untuk berperan sesuai potensi dan kebutuhan zamannya. Inilah Islam yang adil dan moderat. Islam bukan hanya mengajarkan cara bersujud, tetapi juga cara bertani, berdagang, memimpin, meneliti, menulis, dan mengelola dunia ini dengan adil dan bijaksana.

Di tangan orang-orang seperti inilah Islam akan terus hidup sebagai cahaya bagi seluruh alam, minaz-zulumati ila an-nur. (*)

Editor Ni’matul Faizah

Tags: Alfi SaifullahIslamkolom
SendShare254Tweet159Share
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
ADVERTISEMENT

Related Posts

Iran dan Kebangkitannya di Tengah Tekanan
Kolom

Iran dan Kebangkitannya di Tengah Tekanan

Rabu 18 Juni 2025 | 05:41
197
Oleh: Dr. Ahmad Fathoni, Lc, MA - Sekretaris Jenderal PCIM Malaysia & Pengajar di salah satu Sekolah International, Kuala Lumpur, Malaysia.
Kolom

Merevolusi Pendidikan Indonesia melalui Deep Learning: Gagasan Progresif Abdul Mu’ti dan Tantangan Implementasinya

Selasa 17 Juni 2025 | 23:11
91
Fenomena Flexing di Medsos: Bagaimana Islam Menanggapi?
Opini

Fenomena Flexing di Medsos: Bagaimana Islam Menanggapi?

Minggu 15 Juni 2025 | 21:34
51
Oleh: Piet Hizbullah Khaidir - Ketua STIQSI Lamongan, Sekretaris PDM Lamongan, dan Ketua Divisi Kaderisasi dan Publikasi MTT PWM Jawa Timur
Kolom

Ingin Menjadi Kekasih-Mu, Ya Allah

Kamis 12 Juni 2025 | 19:59
10
Karena Kasih pada Seekor Burung
Kajian

Karena Kasih pada Seekor Burung

Minggu 8 Juni 2025 | 15:28
743
Oleh: Fathurrahim Syuhadi - Penulis Produktif PWMU.CO dan Wakil Ketua PDM Lamongan
Kolom

Mohamad Su’ud: Guru, Aktivis, dan Penulis Produktif yang Penuh Keteladanan

Jumat 30 Mei 2025 | 06:55
416

Terpopuler Hari Ini

  • fashmu

    Fashmu 2025 Kota Surabaya akan Digelar, Catat Tanggalnya

    1373 shares
    Share 549 Tweet 343
  • Dua Atlet Terbaik Smamita Siap Persembahkan Gelar Juara untuk Kabupaten Gresik

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Malam Apresiasi Sekolah Kreatif Menganti Hadirkan Nuansa Tradisional Jawa

    125 shares
    Share 50 Tweet 31
  • Bukan Sekadar Perpisahan: Hujan Air Mata warnai Punawiyata SMPM 7

    101 shares
    Share 40 Tweet 25
  • Iran dan Kebangkitannya di Tengah Tekanan

    63 shares
    Share 25 Tweet 16
  • MTs Muhammadiyah 15 Al Mizan Lamongan Gelar Rapat Kerja Tahun Pelajaran 2025/2026

    54 shares
    Share 22 Tweet 14
  • Lima Kader UM Surabaya Resmi Mengikuti MSPP Batch VII

    24 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Menilik Meriahnya Semesta TK Aisyiyah 1 Tanggulangin Sidoarjo

    18 shares
    Share 7 Tweet 5
  • Untuk Kemajuan, MA Muhammadiyah 9 Al Mizan Lamongan Mereview Visi dan Misi

    18 shares
    Share 7 Tweet 5
  • SIRSMA: Target RS Aisyiyah Bojonegoro adalah Bintang 5 Istimewa

    16 shares
    Share 6 Tweet 4

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358748 shares
    Share 143499 Tweet 89687
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232988 shares
    Share 93195 Tweet 58247
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231094 shares
    Share 92438 Tweet 57774
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171531 shares
    Share 68612 Tweet 42883
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122380 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122280 shares
    Share 48912 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim