
PWMU.CO – Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 7 Jagir Surabaya menggelar kegiatan bertajuk “Unjuk Karya Inovatif” (UKI) dengan tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.
Kegiatan tersebut diadakan berlatar belakang pentingnya kemampuan berfikir Inovatif dan Problem Solver yang ditanamkan sejak dini agar nantinya terbiasa dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
Kegiatan tersebut terselenggara pada Jumat (16/5/2025) pukul 08.00-10.00 di Hall INACER Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 7 Surabaya.
Kepala Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 7 Surabaya, Achmad Zainuri Arif MPd dalam sambutannya menuturkan bahwa manusia diberi tugas istimewa untuk Menjadi Khalifah di Bumi oleh Allah Swt.
“Kita ditugaskan untuk menjaga, melestarikan, memajukan bumi serta berkasih sayang terhadap sesama,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa agar dapat menjalankan tugas dengan baik, kita penting memiliki jiwa inovatif dan problem solver. Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak dapat memiliki keterampilan berinovasi dan problem solver agar bermanfaat bagi sesama.
Pada kegiatan ini ada beberapa produk yang bermanfaat di kehidupan sehari-hari, seperti vacuum cleaner, miniatur jemuran otomatis, blender hingga alat pengupas bawang
Setidaknya ada empat Karya Inovatif yang dipamerkan dan dipresentasikan oleh siswa-siswi kelas enam, mereka terbagi dalam 4 kelompok yang berbeda.
Pertama, terdapat Minvaclean (Mini Vacuum Cleaner) yang dibuat dengan memanfaatkan barang bekas. Alat ini dibuat oleh Kelompok 1 yang terdiri dari Andien, Aini, Arsyad, Affandi, dan Azka.
Alat ini berfungsi untuk membersihkan debu di mobil ataupun tempat-tempat yang sulit dijangkau.
Alat tersebut dibuat dengan beberapa bahan seperti botol bekas, kabel, dynamo, switch on/off, baterai, pipa dan adaptor 9v. Cara kerjanya yakni kabel yang ada pada vacuum dicolokkan pada stop kontak, kemudian vacuum diarahkan pada kertas atau sejenisnya.
Kedua, terdapat Aumincloth Relay (Automatic Mini Clothes Relay) berbasis Arduino Nano. Alat ini dibuat oleh Kelompok 2 yang terdiri dari Aqila, Nafisa, Saddam, Dimas, dan Sabrina. Fungsinya adalah untuk menyimpan jemuran pakaian secara otomatis agar tetap aman saat hujan turun.
Alat tersebut dibuat dengan mengolah beberapa bahan seperti Arduino nano, sensor air, USB, kabel, stick es krim, lem tembak, serta printed circuit board.
Cara kerja alat ini dimulai dengan mencolokkan ke listrik. Selanjutnya, sensor akan mendeteksi adanya air hujan. Jika sensor terkena air, maka jemuran akan otomatis bergerak masuk ke dalam rumah sehingga tidak terkena hujan.
Ketiga, ada Thopwang (Thomas Pengupas Bawang) yang berbasis motor listrik sederhana. Alat ini dibuat oleh Kelompok 3 yang terdiri dari Nia, Gadis, Errians, dan Alzam. Alat ini berfungsi untuk memudahkan para ibu rumah tangga maupun pemilik usaha dalam mengupas bawang dengan lebih cepat dan tanpa menyebabkan perih di mata
Alat tersebut dibuat dengan mengolah beberapa bahan seperti motor kipas angin, toples plastik, kabel tis, pipa, triplek, serta saklar.
Cara kerjanya yakni dengan memasukkan bawang terlebih dahulu ke toples, baru kemudian ditekan tombol powernya agar dapat berjalan. Kulit bawang akan terkelupas dengan sendirinya ketika mesin diputar karena ada kincir di dalamnya.
Keempat, terdapat Blendmin (Blender Mini) bertenaga dinamo listrik untuk kebutuhan rumah tangga. Alat ini dibuat oleh Kelompok 4 yang terdiri dari Amel, Rezkal, Athar, Zahra, dan Digta. Fungsinya adalah untuk memudahkan dalam mengolah bahan-bahan makanan agar siap dimasak.
Alat ini dibuat dengan memanfaatkan berbagai bahan seperti kaleng, pisau, toples mini, baterai, kabel, lem tembak, dan lain-lain.
Cara kerjanya dimulai dengan menyalakan tombol power. Setelah itu, masukkan potongan semangka dan susu ke dalam toples agar hasil blender menjadi lebih halus.
Tak lupa, hasil karya dari masing-masing kelompok dinilai oleh para juri. Mereka juga memberikan komentar serta masukan yang membangun terhadap setiap karya yang ditampilkan.
Salah satu siswi kelas 6, Sabrina Diva Arliyanti, menyampaikan kesannya terhadap gelaran UKI.
“Rasanya senang sekali bisa ikut serta dalam UKI kali ini. Saya bersama teman sekelompok dapat menjelaskan kepada adik-adik kelas tentang produk kami,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan harapannya, “Semoga karya kami dapat menginspirasi adik-adik kelas untuk membuat karya inovatif lainnya.”
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu anggota kelompok pembuat Aumincloth Relay, Fahriza Aqila Hasan.
“Saya senang bisa membuat karya ini. Semoga dapat menginspirasi masyarakat untuk menciptakan jemuran otomatis yang sesungguhnya, sehingga dapat membantu saat lupa atau sedang berada di luar rumah saat hujan turun. Dengan begitu, jemuran tetap aman dan tidak kehujanan,” ucapnya. (*)
Penulis Habib Amrullah Editor Ni’matul Faizah