
PWMU.CO – Perjalanan panjang media Muhammadiyah Jawa Timur diresmikan dalam perhelatan akbar Milad & Roadshow Media Official Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Agenda yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (17/05/2025) itu mengusung tema “Bersama Terus Mencerahkan”.
Acara ini bukan hanya menandai pertambahan usia lembaga-lembaga media Muhammadiyah, tetapi juga menjadi forum strategis dalam membahas masa depan jurnalisme dakwah, keterbukaan informasi, dan penguatan sistem informasi organisasi.
Selain itu juga menjadi momentum konsolidasi media dakwah Muhammadiyah sekaligus forum reflektif untuk merumuskan arah dan peran media dalam memperkuat narasi Islam berkemajuan. Adapun pada diskusi panel, agenda ini berbagai perspektif dari akademisi, pengurus persyarikatan, hingga pejabat publik. Tampil sebagai narasumber antara lain Jamroji selaku dosen Ilmu Komunikasi UMM, Muhammad Mirdasy sebagai Ketua LHKP PWM Jatim, serta Wakil Wali Kota Malang, Ali Mutohirin.
Acara dibuka dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua MPID PWM Jatim, Aribawo dan Rektor UMM, sebagai simbol komitmen bersama dalam penguatan ekosistem media persyarikatan. Dalam sesi penghargaan, UMM juga dianugerahi sebagai Mitra Terbaik media resmi PWM Jatim berkat kontribusinya dalam mendukung dakwah digital berbasis kampus.
Pentingnya Peran Media

Aribawo menegaskan bahwa milad bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi ajakan memperkuat solidaritas dan sinergi antar media serta kader Muhammadiyah. Ia menyoroti pentingnya peran media dalam menyuarakan setiap napas gerakan Muhammadiyah hingga ke pelosok negeri.
“Media Muhammadiyah harus mampu menjadi jembatan informasi antara pusat dan daerah, antara kebijakan dan masyarakat, serta antara nilai dan praktik dakwah. Semua yang dibutuhkan masyarakat akan kami hadirkan. Dari kota hingga pelosok, harus dapat merasakan dan memahami arah gerakan Muhammadiyah,” ujarnya.
Dalam sesi berikutnya, Wakil Wali Kota Malang, Ali Mutohirin, memaparkan strategi pemerintah daerah dalam membangun keterbukaan informasi publik. Ia menyebut bahwa Pemkot Malang telah bekerja sama dengan lebih dari 80 media, termasuk 60 media daring dan 3 radio, untuk menjamin distribusi informasi yang merata. Menurutnya, tantangan era ini adalah kecepatan perubahan, kompleksitas, dan ketidakpastian.
“Media Muhammadiyah juga bisa berbicara politik dalam kerangka yang mencerahkan. Ini penting agar warga Muhammadiyah tahu arah kebijakan publik dan tidak buta terhadap realitas politik nasional. Begitu juga branding melalui media juga sangat penting sebagai instrumen untuk membangun visibilitas, kredibilitas, dan loyalitas publik terhadap brand Muhammadiyah,” ujarnya.

Rektor UMM, Nazaruddin Malik turut menekankan bahwa media bukan sekadar alat penyampai informasi, melainkan wajah dari tata kelola organisasi dan representasi peradaban. Menurutnya, keberlanjutan media harus dijaga melalui regenerasi dan pengelolaan yang sistematis.
“Sistem informasi yang baik akan melahirkan pemahaman bersama. Dan ini yang harus terus kita bangun di Muhammadiyah. Kita punya misi suci, dari kegelapan menuju pencerahan. Media kita harus menjadi enzim yang menghidupkan ilmu, empati, dan akhlakul karimah. Ini fondasi peradaban Muhammadiyah yang tak boleh goyah,” ujarnya. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor Amanat Solikah