
Siswi kelas X MA Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran saat mengikuti Projek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (P5RA), Ahad (18/05/2025).
PWMU.CO — Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran menggelar kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (P5RA). Lebih lanjut, kegiatan ini diperuntukkan bagi siswa kelas X dengan tema Kewirausahaan pada Ahad (18/5/2025).
Dalam kegiatan ini, para siswa belajar memproduksi dua jenis tempe, yaitu tempe berbahan dasar kacang tanah dan tempe kedelai.
Koordinator P5RA kelas X, Wahidul Qohar SPd menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menumbuhkan semangat berwirausaha melalui pengolahan makanan tradisional.
“Tempe adalah produk lokal yang mudah dibuat, bergizi tinggi, dan punya peluang besar untuk dikembangkan dalam dunia usaha” terangnya.
Olah Tempe Berbahan Kacang Tanah
Seluruh siswa kelas X terbagi dalam beberapa kelompok. Masing-masing bertanggung jawab mengolah salah satu dari dua jenis tempe yang ditugaskan.
Ada kelompok yang membuat tempe dari kedelai, dan ada pula yang mengolah tempe dari kacang tanah. Kegiatan berlangsung mulai pagi hingga sore hari.
Proses pembuatan berawal dengan pencucian dan perendaman bahan baku. Kemudian berlanjut dengan perebusan, pengupasan kulit (untuk kedelai), pengeringan, pencampuran ragi, hingga pembungkusan adonan tempe.
Semua proses terlaksana secara mandiri oleh siswa dengan pendampingan oleh guru fasilitator.
Menjelang akhir kegiatan, setiap kelompok mempresentasikan rencana produk olahan yang akan mereka buat setelah tempe matang dalam beberapa hari ke depan.
Ide-ide kreatif pun bermunculan, seperti tempe goreng krispi, sambal tempe kacang tanah, tempe bacem, hingga burger tempe.
Kepala Mamsaka, Purwanto, MPd menyambut baik kegiatan ini. Ia menilai siswa tidak hanya belajar teori kewirausahaan, tetapi langsung mempraktikkannya dalam bentuk nyata.
“Ini pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Anak-anak belajar produksi, inovasi, dan menyusun strategi usaha” tuturnya.
Kegiatan ini belum berakhir secara resmi. Sesi berikutnya akan berlanjut setelah tempe hasil produksi siswa matang dan siap terolah menjadi berbagai produk kuliner sesuai rencana masing-masing kelompok.
Penulis Wahidul Qohar, Editor Danar Trivasya Fikri