
PWMU.CO – Himpunan Mahasiswa Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Gresik mengadakan Bakti Tani dengan mengangkat tema, “Modernisasi Dunia Pertanian Lewat Teknik Kultur Jaringan untuk Meningkatkan Minat dan Bakat Gen Z di Dunia Agriculture.”
Kegiatan ini kini menjadi jalan baru untuk menarik minat generasi Z, terutama kalangan pelajar dan mahasiswa Muhammadiyah, agar tidak meninggalkan sektor pangan yang strategis ini.
Teknik kultur jaringan, yang dilakukan dengan cara memperbanyak tanaman di lingkungan steril laboratorium, dinilai lebih praktis dan menarik bagi generasi digital. Apalagi metode ini tak lagi mengharuskan petani berkotor-kotor di sawah, melainkan cukup dengan mikroskop, media tanam, dan inkubator.
Dalam event Bakti Tani hari pertama yang diselenggarakan di SMA Muhammadiyah 1 Gresik, Selasa (20/5/2025), siswa-siswi diajak mengenal langsung proses kultur jaringan untuk tanaman hortikultura seperti pisang cavendish, anggrek, dan kentang.

“Gen Z itu generasi yang visual dan cepat bosan. Maka pendekatan pertanian harus berbasis teknologi agar mereka tertarik,” kata Ibu Nurul Ilmiyah SPd Kepala Sekolah SMAM 1 Gresik.
Ia menambahkan, metode ini juga bisa menjadi peluang bisnis bagi pelajar Muhammadiyah. “Kultur jaringan bisa dikembangkan jadi usaha kecil. Ini sesuai semangat kemandirian ekonomi Islam yang diajarkan KH Ahmad Dahlan,” ujarnya. Selain kultur jaringan, metode urban farming juga bisa dimanfaatkan di daerah khusus perkotaan.

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Ir Rahmad Jumadi MKes menyambut positif inisiatif modernisasi pertanian melalui teknik kultur jaringan sebagai upaya menarik minat generasi muda.
“Selama ini sektor pertanian identik dengan pekerjaan berat dan tradisional. Melalui pendekatan kultur jaringan, kita sedang membangun narasi baru bahwa pertanian itu ilmiah, modern, dan menjanjikan secara ekonomi,” jelasnya.
Sementara itu, siswa kelas XI Saintek 3, Rahmat, mengaku baru kali ini merasa tertarik dengan dunia pertanian. “Ternyata asyik juga, bisa bikin tanaman dalam botol. Saya jadi kepikiran kuliah di jurusan pertanian,” ungkapnya.
Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat mencetak generasi petani intelek yang tidak hanya paham agama, tapi juga menguasai sains dan teknologi serta siap terjun di dunia pertanian.
Penulis Arief Sofyan Editor Zahra Putri Pratiwig