
PWMU.CO – Dengan berpose santai dan kasual khas tema American School, satu per satu siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 (Spemutu) Gresik yang berjumlah 68 orang mengikuti sesi foto untuk buku album kenangan, Selasa (20/5/2025).
Bukan di aula sekolah atau studio foto konvensional, mereka memilih tiga kafe ikonik yang berlokasi di Gresik Kota sebagai saksi bisu tawa dan canda yang terukir dalam lensa kamera mengabadikan kenangan terakhir kebersamaan mereka di sekolah.
Turbean Cafe, yang berlokasi di Jalan Dr Soetomo, dipilih oleh kelas IX-C sebagai latar foto karena desain interiornya yang industrial modern dengan sentuhan seni mural artistik. Ditambah pencahayaan dramatis, suasana tersebut menciptakan dinamika menarik di setiap jepretan kamera.
Selanjutnya, Kammari Cafe, yang berlokasi di Jalan Samanhudi, menjadi pilihan kelas IX-A karena nuansa sederhana bercorak tempo dulu yang kental, menawarkan atmosfer hangat serta gaya klasik. Para siswa memanfaatkan ornamen-ornamen jadul dan ukiran khas untuk menambah keunikan hasil foto mereka.
Yang terakhir, Gresiknesia Cafe di Jalan Nyai Ageng Arem-Arem dipilih oleh kelas IX-B. Bangunan kuno khas zaman kolonial Belanda tersebut menambah kesan retro-klasik. Dinding bata terekspos hingga dekorasi vintage yang unik menjadikan setiap sudutnya peluang untuk mengabadikan ekspresi kebersamaan. Tawa lepas dan senyum ceria terpancar dari wajah mereka, mencerminkan persahabatan yang telah terjalin selama tiga tahun terakhir.
Kepada kontributor PWMU.CO, Alya Ayudya Maharani, siswi kelas IX-C, mengungkapkan kesannya mengikuti tradisi tahunan ini yang bertujuan menciptakan kenangan bagi para siswa kelas IX sebelum melangkah ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
“Kami ingin momen kelulusan ini terasa spesial dan berbeda,” ujarnya.
“Saya dan teman-teman lainnya kompak memilih lokasi dengan konsep unik di Gresik sebagai upaya memberikan pengalaman yang segar dan personal bagi setiap siswa. Setiap kafe memiliki daya tarik tersendiri yang mampu mewakili beragam karakter kami dan tentu saja selaras dengan tema American School yang kami usung,” jelas siswi penghobi basket tersebut.
Hal senada disampaikan Farah Diba Quranique, siswa kelas IX-B. Menurutnya, spot foto album kenangan ini memberikan kesan retro-klasik yang berbeda, sehingga ia dan teman-teman memberikan usaha maksimal agar hasilnya optimal.
“Seru banget bisa foto di sini,” ungkapnya.

“Tempatnya keren dan banyak spot foto instagenic, sehingga bisa menampung ide-ide saya dan teman-teman. Nantinya akan menjadi materi album kenangan yang unik dan berbeda dari yang sudah ada,” lanjutnya.
Di sela-sela kegiatan, Beny Firmansyah SPd, selaku penanggung jawab sekaligus wali kelas IX-A, mengapresiasi kreativitas siswa-siswinya dalam kegiatan foto album kenangan ini.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan salah satu puncak perjalanan yang akan dikenang oleh para siswa, karena mereka sendiri yang menentukan tema, tempat, dan gaya berfoto yang akan dirangkum dalam buku kenangan sebagai pengingat abadi perjalanan mereka di bangku SMP.
“Kegiatan foto buku akhir tahun ini bukan hanya sekadar acara formal, tetapi juga merupakan wujud syukur atas perjalanan pendidikan yang telah mereka lalui bersama,” jelasnya.
Beny berharap kegiatan ini menjadi momen yang tak terlupakan oleh siswa, sekaligus pengingat bahwa persahabatan meski kadang terpisah oleh jarak dan jalan hidup yang berbeda, silaturahmi harus tetap dijaga—baik melalui pertemuan maupun komunikasi di media sosial.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada tim fotografer yang terdiri dari Zam Zam Fathoni, Bustanul Arifin, dan Rosyidul Arifibillah, yang telah bersedia mendampingi dan berhasil menangkap setiap momen berharga siswa kelas IX. Semua kenangan ini diharapkan menjadi bagian tak terpisahkan dari memori indah masa remaja mereka. (*)
Penulis Bening Satria Prawita Diharja Editor M Tanwirul Huda