
PWMU.CO – Kreativitas dan semangat kewirausahaan siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran kembali terlihat dalam pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin (P5RA) bertema Kewirausahaan pada Selasa (20/5/2025). Bertempat di halaman madrasah, siswa kelas X menggelar kegiatan demo memasak dengan bahan utama tempe.
Berbeda dengan bazar, kegiatan ini tidak berorientasi pada penjualan, melainkan menitikberatkan pada proses dan penyajian menu. Setiap kelompok menyiapkan resep khas berbahan dasar tempe, kemudian mendemonstrasikan cara memasaknya sekaligus menjelaskan keunikan dari menu yang mereka sajikan.
Menu yang diangkat pun beragam dan inovatif. Mulai dari Tempe Katsu, olahan tempe yang digoreng tepung ala Jepang dengan saus khas, hingga Steak Tempe, yang tampil mewah layaknya sajian restoran. Selain itu, juga ada juga Burger Tempe yang menggabungkan konsep makanan barat dengan bahan lokal bergizi.
Tak ketinggalan, menu khas rumahan seperti Tumis Tempe Kacang Panjang dan Tempe Penyet turut disajikan lengkap dengan sambal ulek segar. Menu camilan modern pun hadir, seperti Tempe Karage dan Tempe Krispi, yang digoreng renyah dengan bumbu khas. Salah satu kelompok bahkan berani menampilkan inovasi unik berupa Cokelat Tempe, yakni perpaduan antara tempe goreng dan saus cokelat manis yang disajikan sebagai hidangan pencuci mulut.
Suasana semarak terlihat saat para siswa mendemonstrasikan cara mengolah tempe sambil menjelaskan manfaat gizinya, proses memasak, serta strategi pemasaran apabila menu tersebut dijadikan produk usaha.
Sementara itu, Kepala Mamsaka, Purwanto MPd, turut hadir menyaksikan langsung proses demo dan memberikan apresiasi kepada seluruh peserta.
“Saya senang melihat siswa-siswi Mamsaka tidak hanya belajar teori kewirausahaan, tetapi juga langsung mempraktikkannya dengan bahan yang sangat familiar. Tempe, sebagai pangan lokal yang kaya gizi, menjadi media belajar yang luar biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa P5RA menjadi salah satu program penting dalam membentuk karakter pelajar rahmatan lil alamin yang berjiwa mandiri dan produktif.
“Lewat kegiatan seperti ini, kita ingin menumbuhkan semangat entrepreneur muda,” tambahnya.
Kegiatan ini kemudian ditutup dengan penilaian oleh guru dan tim fasilitator berdasarkan kriteria rasa, tampilan, kekompakan tim, serta inovasi menu. Meski bukan lomba, antusiasme dan kesungguhan peserta terlihat dalam setiap proses.
Dari kegiatan ini, siswa tak hanya membawa pengalaman, tetapi juga keberanian untuk terus berinovasi dan berpikir kreatif dalam menghadapi tantangan dunia nyata. Tempe pun tak lagi dipandang sebagai makanan biasa, melainkan simbol dari semangat kewirausahaan yang tumbuh di lingkungan madrasah. (*)
Penulis Wahidul Qohar Editor Ni’matul Faizah