
PWMU.CO – Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan berencana untuk memasukkan permainan Mobile Legends sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler pada tahun ajaran 2025/2026. Program ini ditujukan untuk memberikan pengalaman non-akademik yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai edukasi bagi para pelajar.
Dilansir dari web um-surabaya.ac.id Lukman Hakim, seorang pakar IT dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) , menekankan pentingnya melihat inisiatif ini dengan pendekatan yang lebih konstruktif dan sesuai konteks, khususnya di kota besar seperti Surabaya.
Menurutnya, meskipun beberapa studi menyebutkan bahwa game daring seperti Mobile Legends dapat memicu perilaku negatif seperti agresivitas, kecanduan, dan mengganggu waktu belajar, hal ini biasanya terjadi jika tidak ada pengawasan dan bimbingan yang memadai dari sekolah maupun orang tua.
Keterampilan Penting Abad Ke-21
Lukman menilai bahwa jika Mobile Legends dijadikan kegiatan ekstrakurikuler resmi, maka sekolah dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengarahkan siswa dalam mengembangkan berbagai keterampilan penting abad ke-21, termasuk kerja sama tim, kemampuan strategi, komunikasi yang efektif, dan pengelolaan emosi.
Ia menambahkan bahwa dalam ekosistem ekstrakurikuler yang terorganisir, siswa juga dapat belajar mengenai etika digital, mengatur waktu layar secara sehat, serta menyeimbangkan antara hiburan dan tanggung jawab akademik.
“Di beberapa negara, esports sudah diakui sebagai cabang olahraga kompetitif yang membuka berbagai peluang karier di masa depan, mulai dari atlet digital, desainer permainan, komentator (caster), hingga analis. Dengan pengembangan kurikulum yang tepat, Mobile Legends berpotensi menjadi sarana untuk memperkenalkan dunia teknologi dan industri kreatif kepada pelajar dengan cara yang relevan dan menarik,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa fokus utama bukan sekadar pada permainan itu sendiri, melainkan pada proses pembelajaran yang dapat diperoleh siswa. Daripada menghakimi dunia game, yang lebih penting adalah bagaimana mengintegrasikannya ke dalam metode pembelajaran yang efektif dan bermakna.
Menurut Lukman, pendidikan modern harus mampu beradaptasi dan membuka ruang bagi teknologi digital yang relevan dengan kehidupan generasi muda. Pendidikan perlu fleksibel dan adaptif, sehingga mampu hadir di ruang-ruang yang dekat dengan dunia anak muda saat ini.
Manfaat dari Pengenalan Mobile Legends sebagai Ekstrakurikuler
Lebih lanjut, Lukman mengemukakan beberapa manfaat utama dari pengenalan Mobile Legends sebagai ekstrakurikuler. Pertama, relevansi dengan dunia digital yang sudah menjadi bagian dari keseharian pelajar, sehingga sekolah dapat berinteraksi dengan mereka melalui media yang familiar.
Kedua, kegiatan ini dapat menjadi sarana pengembangan soft skills seperti kerja sama tim, komunikasi, perencanaan strategi, dan pengambilan keputusan, yang esensial dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, game tersebut membantu melatih kemampuan berpikir logis, pemecahan masalah, dan adaptasi terhadap teknologi—keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja masa depan. Hal ini sejalan dengan inisiatif Kemendikbud untuk memasukkan materi yang berkaitan dengan IT, seperti game dan kecerdasan buatan (AI), ke dalam kurikulum.
Keempat, ekstrakurikuler ini menjadi alternatif pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk lebih aktif belajar.
Kelima, inisiatif ini membuka peluang kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan pengembang game seperti Moonton, yang dapat memperkuat keberlanjutan program tersebut. (*)
Penulis Amanat Solikah Editor Azrohal Hasan