
PWMU.CO –Aula Al-Qolam menjadi saksi di mana semangat dan kreativitas siswa kelas 8 saat menampilkan Pergelaran Seni Budaya yang memukau. Kegiatan tersebut dalam rangka pembelajaran materi Pelestarian Budaya dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal tersebut menjadi momen bersejarah bagi SMP Muhammadiyah 1 Gresik (Spemutu), Rabu (22/05/2025).
Acara ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga sebagai bentuk nyata pembelajaran kontekstual yang menumbuhkan kecintaan terhadap budaya lokal dan nasional. Di antara penampilan yang memukau adalah tari Kecak yang dinamis dan penuh energi, serta pertunjukan musik gamelan yang tampil berbeda dengan sentuhan modern melalui kolaborasi unik bersama alat musik piano. Perpaduan bunyi tradisional dan modern ini memberikan warna baru dalam pagelaran seni budaya di lingkungan sekolah.
Tak hanya itu, para siswa juga menampilkan drama Malin Kundang dengan alur cerita yang menyentuh dan pesan moral yang kuat tentang bakti kepada orang tua. Drama ini mendapat perhatian khusus, karena melibatkan penataan akting dan blocking yang dibimbing langsung oleh Muhammad Shaddam Athalla, atau lebih dikenal sebagai Cak Shaddam, Wakil 1 Cak Cilik Gresik tahun 2022 dan juga siswa yang duduk di kelas 9 Spemutu.
“Awalnya saya hanya ingin menonton latihan, tapi setelah melihat teman-teman kesulitan dalam akting dan blocking, saya merasa terpanggil untuk membantu,” ujar Shaddam yang juga aktif dalam dunia seni peran. Ia bertindak sebagai penata akting, membantu para siswa agar lebih ekspresif dan hidup.
Budaya Lokal Gresik

Kegiatan ini juga menampilkan pentas budaya lokal Gresik, berupa pemaparan asal usul dan sejarah Sego Roomo dan Pudak, dua makanan khas yang menjadi simbol kearifan lokal kota santri ini. Para siswa membawakan narasi dengan penuh semangat, diselingi dengan visualisasi dan dialog yang membuat penonton memahami nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam kuliner tradisional tersebut.
Pagelaran seni budaya ini mendapat respons positif dari guru dan siswa. Selain menjadi wadah unjuk bakat, kegiatan ini juga membuktikan bahwa pelestarian budaya bisa dilakukan melalui pendekatan edukatif yang menyenangkan dan bermakna.
Dalam kesempatan ini, Shaddam juga memberikan masukan kepada pihak sekolah.
“Spemutu sudah luar biasa dengan mengadakan kegiatan ini. Tapi saya berharap ke depan sekolah bisa menghadirkan guru teater profesional. Banyak siswa yang berbakat, namun butuh pembinaan lebih dalam dan tegas, agar hasil pementasan bisa lebih maksimal,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya disiplin dalam latihan agar mampu menciptakan penampilan yang baik sehingga pesan yang disampaikan dapat ditangkap oleh penonton.
Kegiatan ini diharapkan menjadi tradisi baru di Spemutu, sebagai langkah awal menuju era baru dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya di kalangan pelajar.
“Semoga Spemutu dapat terus melonjak ke era yang lebih maju dalam seni dan budaya,” tutup Shaddam penuh semangat. (*)
Penulis Beny Syah Editor Amanat Solikah