
Persiapan Gelar karya Hasil Wali Murid PAUD Karangasem 01, 02 dan 03 dalam Outufal Camp 2025 di SMPM Jipat Karangasem, Jumat (23/05/2025). (Vita Irfana/PWMU.CO).
PWMU.CO — Suasana penuh keceriaan dan semangat kolaboratif menyelimuti acara Outufal Camp 2025. Agenda ini berlangsung di halaman SMP Muhammadiyah 14 Karangasem Paciran Lamongan (SMPM Jipat Karangasem), Jumat (23/05/2025).
Dalam rangka memeriahkan kegiatan tahunan ini, para wali murid turut ambil bagian dalam menyelenggarakan pameran karya yang menampilkan hasil kreativitas anak-anak serta kolaborasi unik antara guru, siswa, dan orang tua.
Kegiatan yang mengusung tema “Membentuk Generasi Emas Yang Tanggap Peduli dan Nasionalis” ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara pihak sekolah dan keluarga. Selain itu, acara ini sekaligus menjadi ajang unjuk bakat dan apresiasi terhadap proses belajar anak usia dini.
Tampilkan Lukisan hingga Batik
Lebih lanjut, pameran karya tersebut menampilkan berbagai hasil kreativitas mulai dari lukisan, kerajinan tangan dari barang bekas hingga batik jumpu.
Ketua panitia acara, Amelia Kristina, mengatakan bahwa keterlibatan aktif orang tua dalam kegiatan ini menjadi nilai tambah yang sangat penting.
“Kami ingin menciptakan ruang bagi orang tua untuk lebih terlibat dalam proses belajar anak. Lewat pameran ini, mereka bisa melihat langsung bagaimana proses berpikir dan berkreasi anak-anak berkembang” ujarnya.
Selain pameran, Outufal Camp 2025 juga diisi dengan berbagai kegiatan edukatif seperti outbond permainan tradisional, pentas seni anak, hingga upacara api unggun. Acara ini disambut antusias oleh para peserta dan pengunjung yang sebagian besar merupakan keluarga besar Paud Karangasem.
Salah satu wali murid, Ibu Lia Mayasari, mengungkapkan kebanggaannya bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Saya sangat senang dalam keterlibatan dalam kegiatan pameran ini. Ini pengalaman yang sangat berkesan bagi kami sebagai orang tua” ujarnya.
Kepala Paud Karangasem, Ibu Ma’uudatul Mamnunah, menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini bisa terus terselenggara setiap tahun.
“Pendidikan anak usia dini tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan kolaborasi erat antara sekolah dan orang tua untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna” tuturnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan yang menyenangkan dan inklusif mampu memperkuat hubungan antar elemen masyarakat pendidikan.
Penulis Akbar Al Mubassyir, Editor Danar Trivasya Fikri