
PWMU.CO – Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Luthfi J. Kurniawan, menerangkan bahwa dalam konteks negara modern seperti saat ini, harus ada keseimbangan antara penguasa atau rezim dengan kelompok masyarakat.
Muhammadiyah sebagai salah satu kekuatan organisasi masyarakat sipil, tentu saja harus berdaya dan memberdayakan
“Pemberdayaan itu adalah akses. Memberi akses. Ibaratnya memberi kail, bukan memberi ikan. Dengan begitu bisa menjadi alat pancing, agar dia bisa sustain dalam menjalankan kehidupannya,” ungkapnya dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Malang Raya pada Sabtu (24/5/2025).
Ia juga menyebut bahwa umat Muslim ada di dunia untuk membuat kemaslahatan. Al-Quran sendiri menjelaskan bahwa tugas Nabi Muhammad, dan tugas setiap Muslim adalah memberikan rahmat kepada semua orang. Sehingga ada kasih sayang dan keselamatan bagi setiap manusia.
“Islam itu kan berpihak. Kalau Islam tidak berpihak ya ngapain. Kalau ada harta, akan tetapi tidak mengeluarkan zakat yang hanya 2,5%, maka harta itu akan menjadi haram. Bukankah ini kritis sekali? Bukankah ini kiri sekali?,” katanya.
Sementara itu, Instruktur Nasional Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM, Imam Achmad Baidlowi yang juga didapuk sebagai salah satu narasumber mengungkapkan bahwa arah keberpihakan IMM harus berbasiskan ideologi yang termaktub dalam rumusan resmi organisasi.
“Ada Trilogi yang menjadi lahan garap Ikatan. Ada Tri Kompetensi Dasar, Nilai Dasar Ikatan, 6 Penegasan dan lain sebagainya. Itu semua merupakan manifestasi dari ideologi IMM, dan dari sanalah kerangka keberpihakan IMM terbentuk,” tegasnya.
Lebih lanjut ia mengemukakan tentang siapa sebenarnya kaum mustadhafin yang dibela IMM. Baginya, makna mustadhafin ialah para buruh dan tani. Sebab merekalah yang paling dekat dengan kehidupan kita, namun di sisi lain, mereka juga menjadi korban dari ketidakadilan sistem.
Diskusi publik yang dilaksanakan di Duta Kopi 99, Mulyoagung, Kabupaten Malang ini dihadiri oleh puluhan kader IMM Malang Raya, serta tamu undangan dari Angkatan Muda Muhammadiyah se-Malang Raya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kader-kader akan beragamnya permasalahan sosial di lingkungan sekitar, serta mendorong kader-kader untuk turut terlibat aktif dalam praktik pemberdayaan dalam rangka praksis keberpihakan terhadap kaum mustadhafin.(*)
Penulis Ahmad Ashim Muttaqin Editor Zahrah Khairani Karim