
PWMU.CO – Musim haji 2025 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain musim panas, perubahan sistem penyelenggaraan haji oleh pemerintah Arab Saudi dengan Syarikah menjadi point perubahannya.
Dari 221.000 jamaah haji kuota untuk Indonesia, sebanyak 230 jamaah asal Lamongan bergabung dengan KBIHU LABBAIK Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Jumlah tersebut dibagi menjadi enam rombongan yang terdiri dari beberapa regu.
KBIHU yang dipimpin oleh Subagio, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini, tergolong menjadi KBIHU dengan jumlah jamaah terbanyak.
Melalui Embarkasi Surabaya, jamaah haji KBIHU LABBAIK diberangkatkan pada selasa tanggal 20 Mei 2025 pukul 12.30 yang sebelumnya telah menjalani karantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya selama satu malam. Karantina ditujukan untuk test kesehatan, pengarahan ketua rombongan dan regu, dan pemasangan gelang haji, serta pemberian living cost.
Sebelum menuju bandara semua jamaah yang tergabung di kloter 62 dihimbau memakai kain ihram karena nantinya pengambilan miqot (niat umroh) berada di atas pesawat saat berada di Yalamlam.
Tiba di Bandara Jeddah pukul 21.15 waktu Arab Saudi (WAS) jamaah dibawa menuju maktab (hotel) daerah Miswalah. Terdapat dua hotel yang digunakan untuk jamaah haji KBIHU LABBAIK dengan jarak tempuh kurang lebih dua jam dari bandara Jeddah.
Tiba saat malam, dari depan Maktab (hotel) terlihat jelas berdiri kokoh menara jam yang dikenal dengan Zam-zam tower karena sangat dekat jarak dari hotel yang ditempati jamaah LABBAIK yakni sektor delapan.
Puncak Haji
Waktu subuh, setelah semua selesai masuk di masing-masing kamar dan beristirahat sebentar, jamaah diajak pembimbing untuk melaksanakan umroh wajib. Alhamdulillah pelaksanaan umroh wajib berjalan dengan khusu’ dan tertib.
Sambil menunggu puncak haji, KBIHU LABBAIK melalui pembimbing haji, Piet Hisbullah Khidir memberikan penguatan tentang pelaksanaan haji khususnya saat di Arafah, Mina dan Muzdalifah. Dalam kesempatan tersebut, pesan untuk menjaga kesehatan dan menyiapkan puncak haji.
“Bagi jamaah yang hendak melaksanakan umroh sunnah, hendaknya menunda setelah pelaksanaan yang wajib dahulu. Agar tenaga dan kesehatan untuk haji (yang wajib) tetap terjaga,” himbaunya.
Selain penguatan tentang materi haji, pemeriksaan kesehatan juga dilakukan bagi jamaah agar tetap sehat hingga puncak haji datang. KBIHU LABBAIK mendapatkan 1 dokter pemerintah dan 2 perawat. Meskipun demikian jamaah dari KBIHU ini sendiri terdapat sejumlah dokter yang juga menjadi tamu Allah SWT untuk melaksanakan ibadah haji.
Selain kajian pembinaan oleh ketua kloter 62 Embarkasi Surabaya, Ahyar. Pembinaan oleh ketua kloter memberikan arahan dan informasi yang berasal dari sektor ditempat kami berada. (*)
Penulis Kholid Achmad Editor Amanat Solikah