
PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) kembali mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Salah satu tim dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) berhasil lolos seleksi hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2025, dalam skema Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) bidang Saintek.
Tim pengabdian yang diketuai oleh Ahmad Ipmawan Kharisma MPd bersama dua anggota, yakni A.F. Suryaning Ati MZ MPd dan Arik Cahyani MPd dari Universitas Islam Balitar (Unisba).
Mereka berhasil mengusung sebuah program inovatif yang bertajuk “Pelatihan Pembuatan Multimedia Interaktif berbasis Augmented Reality: Optimasi Kompetensi Pedagogi Guru sebagai Implementasi Pembelajaran Digital di MI Muhammadiyah 1 Payaman Solokuro Lamongan”.
Program ini didesain untuk menjawab tantangan dunia pendidikan dasar dalam menghadapi era pembelajaran digital yang semakin berkembang pesat.
Melalui pelatihan dan pendampingan intensif, para dosen akan membekali guru-guru MI Muhammadiyah 1 Payaman Solokuro Lamongan dengan keterampilan dalam menyusun dan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi Augmented Reality (AR).
“Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kompetensi pedagogik guru agar dapat lebih kreatif dan adaptif dengan kebutuhan zaman. Melalui media berbasis AR, proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan, interaktif, dan kontekstual bagi peserta didik,” ujar Ahmad Ipmawan, ketua tim pengabdian.
Kegiatan ini akan berlangsung di lingkungan MI Muhammadiyah 1 Payaman, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan. Sekolah mitra tersebut dipilih karena memiliki komitmen kuat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis digital, serta kesiapan tenaga pengajarnya untuk berinovasi dalam mengajar.
Selama pelaksanaan, para peserta akan mendapatkan pelatihan langsung mengenai cara mengembangkan media pembelajaran berbasis AR, mengenal berbagai aplikasi penunjang, serta praktik membuat konten yang relevan untuk materi pembelajaran SD.
Selain itu, tim pengabdi juga akan menyusun modul dan panduan praktis agar kegiatan ini dapat berkelanjutan, dan ditiru oleh sekolah lain.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa sinergi antara dunia akademik dan sekolah dasar sangat diperlukan untuk memajukan pendidikan, terutama dalam era digital.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi guru-guru di sekolah mitra, tetapi juga menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya dalam menerapkan teknologi untuk pembelajaran yang lebih bermakna,” tambah A.F. Suryaning Ati.
Dengan capaian ini, Umla terus memperkuat perannya sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya unggul dalam pendidikan dan riset, tetapi juga berkomitmen memberikan kontribusi nyata melalui pengabdian kepada masyarakat.(*)
Penulis Helmy Choiriyanto Editor Zahrah Khairani Karim