
PWMU.CO – Sebagai sekolah Muhammadiyah, sudah menjadi kewajiban bersama mengenalkan lebih dekat sejarah Muhammadiyah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan, Rabu (28/5/2025).
Tiba di Yogyakarta siang hari, para siswa melaksanakan shalat jamak qashar Dhuhur dan Ashar di Masjid Gede Kauman.
Terik matahari yang cukup menyengat tak menyurutkan semangat dan antusiasme 116 siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 11 Surabaya (SD Muhlas) menyusuri jalan setapak menuju Langgar Kidul yang pertama kali didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dekat dengan tempat tinggalnya.
Sesampainya di tempat tujuan, para siswa SD Muhlas bersama 9 guru pendamping disambut dengan penuh kehangatan oleh generasi keempat dari KH Ahmad Dahlan, yakni Ahmad Nafi’an.
Acara sederhana tersebut dibuka dengan membaca basmallah oleh tim acara SD Muhlas, Ahmad Mujaddid, dan dilanjutkan paparan singkat tentang Langgar Kidul Kauman dan perjalanan dakwah KH Ahmad Dahlan.
“Ahmad Dahlan kecil hingga dewasa adalah sosok yang rajin belajar dan religius,” ucap Nafi’an sapaan akrabnya membuka ceritanya untuk memotivasi para siswa.
Lebih lanjut dia menceritakan suatu ketika Ahmad Dahlan usai menimba ilmu dari Makkah, mempunyai ide menentukan arah kiblat shalat di Masjid Gede, dan ditentang para ulama pada saat itu.
Tetapi KH Ahmad Dahlan dengan gigih dan berusaha memberikan pemahaman sesuai ilmu serta wawasan yang dimiliki, ia terus perjuang untuk menyebarkan agama Islam sesuai dengan syariat yang dibawah oleh Nabi Muhammad.
Bahkan perjuangannya tidak berhenti sampai di Kauman saja, KH Ahmad Dahlan suka membantu rakyat miskin dan tertindas oleh penjajahan Belanda.
Hingga memberikan pendidikan kepada rakyat pribumi yang tidak bisa sekolah, karena hanya orang kaya dan pejabat saja yang bisa menikmati pendidikan pada masa itu.
Di akhir paparannya, Nafi’an berharap para siswa SD Muhlas menjadi generasi pemimpin masa depan yang bisa meneruskan perjuangan KH Ahmad Dahlan.
“Giat belajar dan kerja keras adalah kunci sukses, perjuanglah membesarkan Muhammadiyah yang mencerahkan umat dan bangsa Indonesia, semoga sukses di masa depan,” pungkasnya.
Acara pun ditutup dengan doa yang disampaikan oleh tim acara, Ahmad Mujaddid, dan acara refreshing berburu oleh-oleh dan suvenir di Malioboro.
Lalu menikmati destinasi taman lampion di Monumen Jogja Kembali (Monjali) dan kembali ke Surabaya.(*)
Penulis Muriyono Editor Zahrah Khairani Karim