
PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) berkolaborasi dengan Pusat Penanggulangan Lumpur Lapindo Sidoarjo (PPLS) untuk mengembangkan inovasi berbasis biochar dari limbah tongkol jagung.
Intan Rohma Nurmalasari SP MP, dosen Program Studi Agroteknologi Umsida, melalui kegiatan pengabdian masyarakatnya, berupaya mengatasi dampak lingkungan yang disebabkan oleh peristiwa semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Sebelum semburan lumpur Lapindo, kawasan tersebut didominasi lahan pertanian. Namun, karena lahan tidak bisa dimanfaatkan kembali (inaktif) pascatragedi, lahan di daerah tersebut tidak dapat ditanami kembali dengan tanaman budidaya.
Masyarakat korban lumpur Lapindo yang saat itu bermatapencaharian sebagai petani, berubah statusnya menjadi pengungsi.
“Hal miris terjadi saat melihat sudut pandang ekonomi dan sosial yang berubah dan membutuhkan bantuan kita untuk memperbaiki lahan, supaya dapat dimanfaatkan kembali untuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelas Intan.
Setelah melakukan observasi, Intan dan tim abdimas menemukan limbah tongkol jagung yang jumlahnya sangat besar di Kabupaten Sidoarjo. Hal ini disebabkan limbah pascapanen berupa tongkol hanya dibuang begitu saja tanpa ada upaya reuse dan recycle. Sampah pertanian yang tidak terdistribusi atau ditangani dengan baik menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.
Pengolahan Limbah Tongkol Jagung untuk Perbaikan Lahan
Peristiwa itu tentu menimbulkan masalah terhadap lahan pertanian yang berdampak pada berkurangnya atau terbatasnya lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan budidaya produksi pertanian.
Salah satu solusi yang diusung dalam program ini adalah pemanfaatan limbah tongkol jagung yang selama ini hanya dibuang begitu saja.
“Jika limbah yang jumlahnya sangat besar di Kabupaten Sidoarjo ini tidak dikelola dengan baik, dapat memperburuk kualitas lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat,” terang Intan.
Oleh karena itu, imbuhnya, tim pengabdian masyarakat Umsida mengembangkan proses pirolisis gas untuk mengubah limbah tongkol jagung menjadi biochar, sebuah material yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk memperbaiki tanah yang tercemar.
Proses pirolisis menggunakan alat Rotary Drum Pyrolizer (RDP) yang didesain oleh tim Umsida untuk memastikan pemanasan merata di seluruh sisi dinding tong.
Dengan pemanasan yang merata, waktu pirolisis bisa dipersingkat sehingga menghasilkan biochar yang lebih sempurna.