
PWMU.CO – Enam guru dari dua lembaga pendidikan tingkat menengah atas di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Paciran, Lamongan yaitu MA Muhammadiyah 02 dan SMK-TI Muhammadiyah 11, bersinergi untuk menentukan sosok terbaik yang akan menjabat sebagai kepala sekolah dan madrasah.
Keenam guru tersebut adalah Wasli Fauqi SKom, Khilmi SPd, dan Iwan Wahyudi SPd dari MAM 02, serta Ibnu Hamam SHum, Rifqi Wahyudi SPd, dan Eky Hafidudin SKom dari SMK-TI M 11 Pondok Modern Paciran.
Mereka mengikuti serangkaian tahapan seleksi di Ruang Rapat Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, pada Sabtu (31/5/2025).
Keenam calon kepala sekolah dari dua lembaga pendidikan Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Paciran mengikuti rangkaian seleksi yang mencakup tes tulis, psikotes, dan pemaparan visi-misi dengan penuh keseriusan. Tahap pemaparan visi-misi menjadi momen penting, di mana masing-masing calon secara jelas dan lugas menyampaikan gagasan serta arah kepemimpinannya di hadapan anggota Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jawa Timur.
Wakil Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jawa Timur sekaligus Ketua BAN PAUD dan Dikdasmen Jawa Timur, Phony Aditiawarman Mulyana SE MM bertindak sebagai penguji dalam sesi penyampaian visi-misi calon Kepala Madrasah dari MAM 02.
Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa terpilih sebagai kepala madrasah merupakan sebuah amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, sehingga dapat menjadi amal jariyah bagi yang mengembannya.
“Semoga amanah yang kita emban ini dapat membawa kebaikan dan menjadi ladang pahala. Karena itu, kita harus menunaikannya dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Mas Phony, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa siapa pun yang nantinya terpilih sebagai kepala madrasah harus mampu menciptakan terobosan-terobosan baru demi kemajuan madrasah yang dipimpinnya.
Ia juga menegaskan bahwa Kepala Madrasah harus benar-benar mampu menghadirkan perubahan demi kemajuan lembaga yang dipimpinnya.
“Sekolah Muhammadiyah harus terus mengalami kemajuan. Jangan sampai stagnan, terlebih setelah adanya pergantian kepala sekolah,” pungkasnya.
Sementara itu, di tempat terpisah, Anggota Majelis Dikdasmen dan PNF PWM Jatim, Miftahul Ulum ST MT yang bertindak sebagai penguji dalam sesi pemaparan visi-misi calon kepala sekolah dari SMK-TI Muhammadiyah 11 Pondok Modern Paciran menyatakan bahwa seorang kepala sekolah Muhammadiyah harus memiliki visi besar disertai dengan lompatan-lompatan strategis.
Menurut Pak Ulum, sapaan akrabnya, hal tersebut penting agar kepala sekolah mampu menjadikan lembaga pendidikan Muhammadiyah sebagai institusi yang berdaya saing, unggul, dan berkemajuan. Tak kalah penting, lembaga tersebut juga harus mampu menarik minat masyarakat secara luas.
“Harus kita akui bahwa maju tidaknya sebuah lembaga pendidikan sangat bergantung pada sosok kepala sekolah. Oleh karena itu, siapa pun yang memimpin sekolah Muhammadiyah harus memiliki visi besar,” tuturnya.
Menurutnya, seorang Kepala Sekolah Muhammadiyah juga harus berani mengambil risiko yang terukur agar mampu menciptakan lompatan-lompatan besar demi kemajuan lembaga yang dipimpinnya.
Oleh karena itu, ia menantang para calon kepala sekolah untuk segera merealisasikan visi besar mereka dengan melakukan langkah-langkah strategis guna mendorong kemajuan sekolah. Terutama, agar sekolah yang dipimpinnya kembali diminati oleh masyarakat yang ingin menyekolahkan anak-anaknya.
“Harus ada lompatan untuk meningkatkan jumlah siswa. Sebaliknya, jangan sampai jumlah siswa tiap tahun justru menurun. Hal itu tidak boleh terjadi,” pintanya.
Pak Ulum juga berharap, siapa pun yang nantinya terpilih menjadi kepala sekolah mampu mengemban amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Sementara itu, ia berpesan agar para calon yang belum terpilih tetap memberikan dukungan penuh kepada pemimpin yang terpilih.
“Semua pihak harus saling mendukung satu sama lain untuk menjadikan sekolah Muhammadiyah maju. Tidak boleh ada yang tidak mendukung. Kita ini berjuang untuk kepentingan dakwah Persyarikatan Muhammadiyah,” ungkapnya. (*)
Penulis Salnun Mahya Salsabila Editor Ni’matul Faizah