
PWMU.CO – Suasana aula Gedung 1 SD Muhammadiyah 1 & 2 Taman (SD Mumtaz) pada Senin (2/6/2025) siang, dipenuhi rasa haru dan syukur.
Sebanyak 167 siswa kelas 6 berkumpul untuk menanti momen yang telah mereka perjuangkan selama enam tahun yaitu pengumuman kelulusan tahun ajaran 2024/2025.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum periode 2024/2025, Arif Yuli Purwanto ST MPd, tampil di podium untuk membacakan Surat Keputusan Kelulusan.
Setiap kata yang mengalir dari bibirnya disimak dalam keheningan, penuh harap dan doa. Sampai pada kalimat terakhir, “Seluruh siswa dinyatakan lulus,” ruangan pun meledak dalam gemuruh tepuk tangan, tangis bahagia, dan pelukan hangat antara siswa, guru, dan orang tua.
Tak berhenti sampai di situ, suasana haru berlanjut dengan sujud syukur bersama yang dipandu oleh Drs Syaifuddin.
Lantunan doa-doa dalam sujud syukur memenuhi aula, menciptakan suasana spiritual yang begitu menyentuh. Momen ini sekaligus mencerminkan karakter SD Mumtaz sebagai International Islamic Primary School yang menjadikan nilai-nilai Islam sebagai ruh dalam setiap aspek pendidikan.
Kelulusan di SD Mumtaz berbeda dari sekolah pada umumnya. Di bawah naungan visi sebagai sekolah multitalenta dan inklusif, kelulusan siswa tidak semata-mata ditentukan oleh nilai akademik. Penilaian dilakukan secara komprehensif, mencakup ranah kognitif, psikomotorik, afektif, spiritual, serta keterampilan hidup (life skills).
Lebih dari itu, setiap siswa kelas 6 juga diwajibkan menyusun karya ilmiah berbasis produk. Mereka tidak hanya menciptakan berbagai hasil karya seperti makanan sehat, alat peraga, serta produk edukatif, tetapi juga menuliskannya dalam bentuk laporan ilmiah dan mempresentasikannya di hadapan guru serta orang tua.
Proses ini bertujuan untuk menumbuhkan keberanian, kemampuan berpikir kritis, kreativitas, serta kecakapan komunikasi publik sejak dini.
Salah satu karya ilmiah yang menarik perhatian tahun ini adalah karya dari tim kelas 6A yang terdiri dari tujuh siswa, termasuk Azizah Irdina Yudi.
Mereka menciptakan D-Mayasa Spray, sebuah spray anti serangga berbahan dasar kulit durian, sebuah inovasi yang lahir dari kepedulian terhadap lingkungan sekaligus pemanfaatan limbah organik.
“Kami ingin menciptakan produk yang bermanfaat dan alami. Selama ini kulit durian biasanya dibuang, padahal sebenarnya bisa diolah menjadi pengusir serangga yang aman untuk keluarga,” ujar Azizah Irdina Yudi dengan mata berbinar setelah dinyatakan lulus.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya diajarkan cara meneliti, menulis laporan, serta berani berbicara di depan guru dan orang tua. Azizah juga menyampaikan bahwa dirinya sangat bangga!.
Yang lebih istimewa, semua siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus, ikut serta dalam proses ini dengan adaptasi dan pendampingan yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
Di sinilah terlihat nyata bagaimana SD Mumtaz menjalankan perannya sebagai sekolah inklusif, yaitu sebagai tempat di mana setiap anak diberikan ruang untuk berkembang sesuai dengan potensinya.

“Alhamdulillah, hari ini bukan hanya tentang kelulusan, tetapi juga tentang sebuah kemenangan. Anak-anak kita lulus dengan karya, akhlak, dan keterampilan hidup yang nyata. Inilah semangat Mumtaz, mencetak generasi multitalenta, inklusif, dan siap bersaing di era global,” ungkap Arif Yuli menutup sambutannya.
Langit Taman siang itu menjadi saksi bahwa SD Mumtaz kembali mengantarkan generasi emas, yang tidak hanya siap menempuh jenjang berikutnya, tetapi juga siap menjadi rahmat bagi sekitarnya. Dengan ilmu di kepala, iman di dada, dan keterampilan di tangan, mereka melangkah maju membawa cahaya. (*)
Penulis Heni Dwi Utami Editor Ni’matul Faizah