
PWMU.CO – Solusi tetap “waras” di tengah kebisingan dunia digital dibahas dalam Majelis Pengajian Ahad Pagi KH Ahmad Dahlan PDM Kota Batu, Ahad (1/6/2025). Materi tersebut disampaikan oleh Ustadz Ahmad Shobrun Jamil SSi MP di Masjid At-Taqwa, Kota Batu.
Dalam ceramahnya, Ustadz Shobrun menjelaskan bagaimana ledakan informasi dari media sosial telah menciptakan kebisingan luar biasa dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyebutkan bahwa WhatsApp mengirimkan sekitar 100 miliar pesan per hari, YouTube menerima 720 ribu jam video baru setiap hari, Twitter/X menampung 500 juta cuitan, sementara Facebook, Instagram, dan TikTok juga menghasilkan ratusan juta unggahan dengan konsumsi data yang sangat besar.
“Dari data pencarian teratas di YouTube Indonesia pada Januari 2023, terlihat bahwa konten hiburan seperti lagu, DJ, dangdut, TikTok, hingga konten anak-anak mendominasi. Ini menandakan betapa besar konsumsi informasi yang cenderung bersifat hiburan,” ujarnya, mengutip analisis Good News From Indonesia yang bekerja sama dengan We Are Social dan Meltwater.
Kondisi ini, lanjutnya, memicu berbagai gangguan seperti overload informasi, fear of missing out (FOMO), insomnia, kelelahan mental, hingga kecemasan digital.
“Kita menjadi lelah, kosong, kehilangan fokus, bahkan tak lagi mampu berpikir kritis,” tegasnya.
Ustadz Shobrun menambahkan bahwa stres digital juga memicu lonjakan hormon kortisol yang berdampak negatif pada tubuh, mulai dari fungsi kognitif, sistem imun, hingga kestabilan emosi.
Ia pun mengingatkan pentingnya kembali kepada peringatan Allah dalam Al-Quran, seperti dalam Surah Al-An’am ayat 44 dan Surah Thaha ayat 124 yang mengisyaratkan bahaya berpaling dari petunjuk-Nya.
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Q.S. Thaha: 124)
Untuk itu, ia menawarkan sejumlah solusi agar tetap sehat secara mental di tengah terpaan dunia digital. Mengutip hadis Rasulullah Saw., “Bersungguh-sungguhlah dalam hal yang bermanfaat, mintalah pertolongan Allah, dan jangan merasa lemah,” ia menekankan pentingnya hidup dengan tujuan yang jelas.
“Fokuslah pada hal-hal yang bermanfaat. Tentukan skala prioritas, termasuk dalam penggunaan media sosial. Abaikan yang tidak penting. Jangan sampai gadget melalaikan kita dari tujuan hidup,” tandasnya.
Beberapa tips praktis yang ia bagikan agar otak dan hati tetap sehat, antara lain: mengatur batas screen time, menyusun piramida konten, berolahraga, menjaga pola makan sehat, mendekat kepada Al-Quran, menjaga shalat, serta aktif menambah ilmu melalui membaca, berdiskusi, dan berkonsultasi.
Secara khusus, Ustadz Shobrun mengajak jamaah membiasakan diri dengan amalan harian yang sederhana namun berdampak besar. Misalnya, membaca satu halaman Al-Quran setiap hari, berdzikir pagi dan petang, offline selama satu jam setelah Subuh, serta melakukan “puasa gadget” setiap hari Jumat.
Sebagai penutup, ia berpesan agar para orangtua menjadikan anak sebagai investasi jangka panjang.
“Didiklah anak-anak menjadi generasi yang kuat: kuat fisik, kuat akidah, kuat akhlak, dan kuat dalam penguasaan teknologi,” ujarnya.
Dengan begitu, generasi penerus tak hanya cerdas digital, tetapi juga tangguh secara spiritual dan sosial. (*)
Penulis Khoen Eka Editor M Tanwirul Huda