
PWMU.CO – Sebagai mahasiswa yang menjadi bagian dari Generasi Z atau Gen-Z, saya menilai media sosial (medsos) sebagai platform digital untuk saling berinteraksi dan berbagi informasi secara online tanpa terbatasi ruang dan waktu. Medsos kini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan modern yang mempengaruhi banyak aspek. Di antaranya aspek komunikasi, ekonomi, politik, dan sosial melalui tulisan, foto, video, dan lain sebagainya.
Pada awal Januari 2025, penggunaan medsos di Indonesia tercatat ada 190 juta pelanggan aktif, sekitar 70% dari populasi penduduk. Platform yang paling dominan adalah Tiktok, Instagram, WhatsApp, dan Facebook. Umumnya masyarakat lebih mudah medapatkan informasi melalui platform tersebut, meskipun mereka berada pada jarak yang jauh. Jarak tidak lagi menjadi penghalang untuk mendapatkan informasi.
Dalam bidang politik kebangsaan, medsos juga telah menciptakan kemudahan dalam penyebaran informasi mengenai nilai-nilai kebangsaan, sejarah perjuangan, hingga menumbuhkan kesadaran bela negara. Kaum Gen-Z memperoleh kemudahan secara instan untuk mengakses konten-konten edukatif yang dapat membangun kesadaran patriotisme. Kini muncul kelompok-kelompok muda yang membentuk komunitas online guna membahas berbagai isu.
Ancaman nasional
Salah satu ancaman terbesar era digital adalah penyebaran informasi hoaks, ujaran kebencian, dan propaganda yang dapat memecah belah masyarakat. Karena itu, menggunakan medsos harus mengedepankan cara-cara bijak, yaitu dengan tidak menyebarkan infomasi palsu. Berani tidak menyebarkan informasi palsu atau hoaks merupakan bentuk nyata sikap bela negara yang memiliki relevansi di masa kini.
Pada sisi ini, pemerintah sudah seharusnya memperkuat peran pentingnya melalui penyempurnaan regulasi terkait literasi digital, perlindungan data, maupun pengawasan konten negatif. Namun, Sedangkan masyarakat juga harus terlibat aktif dalam berpartisipasi dalam pengawasan konten-konten yang tidak baik dan berpotensi merusak masyarakat. Caranya, bisa dengan melaporkan jika ada konten-konten provokatif. Kini yang menjadi kebutuhan adalah konten yang edukatif dalam hal pentingya menjaga persatuan dan keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat.
Ketahanan nasional erat kaitannya dengan kesadaran bela negara, yaitu kesadaran dalam bersikap dan bertindak seorang warga negara untuk mempertahankan dan membela kepentingan negara dan negara. Bela negara merupakan modal penting dalam menjaga ketahanan sosial dan pertahanan negara, terutama dalam menghadapi ancaman global dan dinamika politik.
Presiden ke-2 Jenderal Besar (purnawirawan) Soeharto pernah menyatakan bahwa ketahanan nasional adalah tingkat keadaan dan ketangguhan bangsa dalam menghimpun dan mengarahkan kemampuan nasional untuk menghadapi ancaman terhadap keutuhan bangsa.
Medsos memiliki potensi besar untuk menyebarluaskan nilai-nilai kebangsaan berlandaskan Pancasila. Saya pribadi sebagai pengguna Tiktok (tiktoker) sering melihat adanya pemimpin daerah yang memanfaatkan platform medsos, seperti Tiktok. Salah satunya adalah Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi yang senang mempublikasikan kegiatan sosialnya dengan maksud untuk melakukan edukasi kepada mesyarakat secara luas dan cepat, Gubernur Jabar itu mengatakan bahwa dengan medsos, Provinsi Jawa Barat bisa menghemat anggaran iklan sampai 47 miliar rupiah.
Melalui konten yang positif dan edukatif, kita dapat meningkatkan wawasan kebangsaan dan mengaktualisasi kesadaran bela negara kepada masyarakat luas. Dengan medsos, berharap dapat mendorong sikap mental masyarakat yang mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengantisipasi potensi-potensi yang merugikan negara dan bangsa Indonesia.
Medsos juga dapat berfungsi sebagai sistem untuk peringatan dini (warning system) yang mampu menginformasikan berbagai peristiwa penting secara cepat. Sekaligus merupakan bagian dari demokrasi yang sehat karena bisa mengubah kagaduhan menjadi pernyataan bermakna.
Cerdas literasi
Tantangan adanya keberadaan medsos adalah kemudahan juga dalam hal penyebaran paham-paham radikal, intolerasn, atau hoaks secara tidak bertanggungjawab. Karena itulah, juga diperlukan adanya sistem keamanan komunikasi dan informasi yang kuat, termasuk penggunaan produk teknologi dalam negeri dan enkripsi data.
Strategi pengembangan peran media sosial mencakup beberapa langkah utama, antara lain:
- Peningkatan literasi digital dan pemahaman terhadap regulasi yang berlaku
- Penyusunan kebijakan serta regulasi yang mendukung pemanfaatan media sosial secara positif.
- Penguatan kolaborasi antar pemangku kepentingan, serta.
- Peningkatan kapasitas teknologi dan keamanan siber.
Strategi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan nasional Indonesia jika diimplementasikan secara bijak dan terintegrasi dengan upaya pembinaan karakter kebangsaan serta penguatan sistem keamanan siber.
Melalui peningkatan literasi digital, regulasi yang tepat, kerja sama lintas lembaga, dan pengembangan kapasitas teknologi, peran media sosial dapat dioptimalkan untuk menumbuhkan kesadaran bela negara, menjaga persatuan bangsa, serta menghadapi berbagai tantangan di era digital demi masa depan Indonesia yang tangguh dan berdaulat.
Menjaga kedaulatan negara di era digital selain menjadi tanggung jawab pemerintah, juga menjadi tanggungjawab masyarakat. Penggunaan media sosial secara bijak, kesadaran bela negara, dan komitmen untuk melindungi keutuhan NKRI dari berbagai ancaman digital merupakan bagian penting dari tanggung jawab tersebut. Dengan kolaborasi yang solid dan literasi digital yang baik, media sosial dapat menjadi benteng kedaulatan bangsa — bukan alat yang memecah belah masyarakat.(*)
Editor Notonegoro