SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Selasa, Juni 17, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom Opini

Karakter Unggul Nabi Ismail untuk Gen Z

Selasa 10 Juni 2025 | 14:36
in Opini
16 1
0
5
SHARES
17
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT
Gambar Ilustrasi. (Freepik.com/PWMU.CO)

Oleh: Uswatun Hasanah, Guru Bahasa Indonesia Sekolah Pesantren MTs Muhammadiyah 1 Malang.

PWMU.CO – Di tengah tantangan zaman yang serba cepat dan digital, Generasi Z (Gen Z) dihadapkan pada berbagai pilihan nilai dan gaya hidup. Di era ini, keteladanan menjadi kebutuhan yang mendesak untuk menjaga arah dan jati diri.

Salah satu sosok yang patut dijadikan panutan adalah Nabi Ismail AS figur muda dalam sejarah Islam yang menunjukkan karakter unggul sejak usia dini.

Ketaatan, kesabaran, dan tanggung jawabnya bukan hanya relevan untuk masa lalu, tetapi juga sangat dibutuhkan oleh generasi masa kini. Merenungi dan meneladani sifat-sifat Nabi Ismail dapat menjadi sumber inspirasi sekaligus solusi dalam membentuk karakter Gen Z yang tangguh, berintegritas, dan bermakna.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Angelina Ika Rahutami mengatakan karakter pada Gen Z, yaitu kemahiran dan ketertarikan terhadap teknologi, hal itu memudahkan generasi Z untuk memperoleh banyak informasi, tidak menyukai proses, hanya berorientasi pada hasil, cepat mengeluh bila menerima tugas berat, dan cenderung akan mengambil jalan pintas ketika menemui kebuntuan, menunjukkan sikap minimalis dan berorientasi target membuat berwawasan lebar dan tidak dalam.

Misalnya, banyak dari mereka yang cepat bosan saat diberi tugas yang bersifat rutin dan menuntut konsistensi seorang karyawan muda baru di sebuah perusahaan start up misalnya, memilih resign hanya dalam tiga bulan karena merasa pekerjaannya “tidak menantang”.

Selain itu, ketahanan terhadap tekanan juga menjadi masalah; tidak sedikit mahasiswa Gen Z yang mengaku burnout hanya karena dituntut mengikuti jadwal kuliah dan organisasi secara bersamaan, padahal itu hal yang biasa bagi generasi sebelumnya.

Dalam lingkungan kerja, atasan kerap menghadapi tantangan dengan staf muda yang sulit diajak komunikasi tatap muka, lebih memilih berkomunikasi lewat pesan singkat bahkan untuk hal penting. Loyalitas pun menjadi persoalan; banyak HRD mengeluhkan kecenderungan Gen Z untuk “loncat kerja” dalam hitungan bulan demi gaji atau suasana yang lebih nyaman, tanpa menyelesaikan tanggung jawab jangka panjang.

Tak jarang pula, pencitraan di media sosial menjadi prioritas, seperti ketika seseorang lebih sibuk mengambil video “daily work routine” untuk TikTok daripada fokus menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.

Hal ini menunjukkan bahwa karakter negatif Gen Z bukan hanya asumsi, tetapi fenomena nyata yang harus dihadapi dengan pendekatan bijak baik oleh mereka sendiri maupun lingkungan yang mendampingi mereka.

Di lingkungan sekolah, karakter negatif Gen Z mulai terlihat dari sikap mereka yang mudah bosan dan kurang sabar menghadapi proses belajar yang panjang. Banyak guru mengeluhkan siswa yang cepat kehilangan fokus saat pembelajaran berlangsung tanpa teknologi visual atau hiburan.

Misalnya, ketika diminta membuat makalah, sebagian siswa lebih memilih mencari ringkasan instan dari internet tanpa benar-benar membaca sumber aslinya.

Dalam lingkungan keluarga, beberapa orang tua mengaku kesulitan berdialog dengan anak-anak mereka yang lebih nyaman mengekspresikan diri lewat media sosial daripada berbicara langsung. Tidak jarang, percakapan penting dalam keluarga hanya dijawab dengan anggukan sambil mata tetap tertuju pada layar ponsel.

Dalam organisasi pemuda, tantangan muncul saat Gen Z diminta untuk konsisten dan bertanggung jawab terhadap program jangka panjang. Banyak yang antusias di awal, namun menghilang di tengah jalan karena merasa bosan atau terganggu oleh aktivitas pribadi lainnya.

Fenomena-fenomena ini menunjukkan bahwa tantangan karakter negatif Gen Z tidak bisa diabaikan, namun harus direspons dengan pendekatan pendidikan karakter yang lebih relevan dan komunikatif. Untuk membantu Gen Z menghadapi tantangan di sekolah dan dunia kerja, kita perlu cara yang lebih cocok dengan gaya mereka.

Di sekolah, metode belajar harus lebih menarik dan menggunakan teknologi supaya mereka lebih semangat dan mudah paham. Selain itu, kemampuan seperti komunikasi, kerja sama, dan mengatur perasaan juga harus diajarkan sejak dini supaya mereka lebih siap menghadapi masalah.

Di dunia kerja, Gen Z perlu diberikan kesempatan magang atau dibimbing langsung agar tahu seperti apa dunia kerja sebenarnya. Penting juga menyediakan tempat atau orang yang bisa membantu mereka saat merasa stres. Selain itu, mengajarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab dan jujur akan membuat mereka jadi pribadi yang kuat.

Perusahaan juga harus memberi kebebasan yang cukup tapi tetap tegas supaya Gen Z merasa nyaman dan tahu batasan. Dengan cara-cara ini, Gen Z bisa tumbuh jadi generasi yang siap, dewasa, dan bisa memberi manfaat bagi sekitar.

Menyikapi sikap dan karakter negatif tersebut diperlukan langkah transformasi dan internalisasi karakter unggul yang dimiliki Nabi Ismail AS saat usia muda yang dapat memperkokoh karakter unggul Gen Z.

Dengan karakter unggul Nabi Ismail, dapat menjadikan Gen Z mampu mengatasi berbagai tantangan dan permasalahan yang muncul dalam era disrupsi dengan kondisi perubahan yang eksponensial, sangat cepat, kontradiktif dan membawa desktruktif.

Karakter Nabi Ismail AS, seperti ketaatan kepada orang tua, kesabaran menghadapi ujian, dan tanggung jawab sejak usia muda, merupakan nilai-nilai luhur yang sangat relevan bagi Gen Z.

Di tengah tantangan zaman yang penuh distraksi dan tekanan sosial, keteladanan Nabi Ismail dapat menjadi kompas moral yang membimbing generasi ini untuk tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berakhlak, dan visioner.(*)

Editor Zahrah Khairani Karim

Tags: Gen ZKarakter Nabi IsmailUswatun Hasanah
SendShare2Tweet1Share
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
ADVERTISEMENT

Related Posts

Haji Bukan Sekadar Ritual, Pelajaran dari Ibrahim untuk Aktivis Kampus dan Gen Z
Opini

Haji Bukan Sekadar Ritual, Pelajaran dari Ibrahim untuk Aktivis Kampus dan Gen Z

Senin 16 Juni 2025 | 14:53
13
Pendidikan di Tengah Arus Sakau Digital
Opini

Pendidikan di Tengah Arus Sakau Digital

Selasa 3 Juni 2025 | 10:24
32
Gen Z dan Arah Baru Kesadaran Kolektif
Opini

Gen Z dan Arah Baru Kesadaran Kolektif

Rabu 28 Mei 2025 | 16:08
33
UMM Ajak siswa SMAN 3 Madiun jadi generasi emas 2045. (Hassan Al Wildan/PWMU.CO)
Kabar

Tim UMM Ajak Gen Z SMAGA NASA Bersiap Jadi Generasi Emas 2045

Rabu 5 Februari 2025 | 00:04
31
Dosen UM Surabaya, Radius Setiawan. (Uswah/PWMU.CO)
Kolom

Banyak Gen Z Dipecat dari Perusahaan, Pakar UM Surabaya Beri Tanggapan

Rabu 15 Januari 2025 | 19:10
60
Kuliah sabtu shubuh
Kabar

Kuliah Sabtu Subuh UMM: Islam Berkemajuan Untuk Gen Z

Selasa 17 Desember 2024 | 09:13
20

Terpopuler Hari Ini

  • Gelar Kreativitas Siswa

    Anak PAUD Aisyiyah Mentari Percaya Diri Tampil di Panggung Gelar Kreativitas

    932 shares
    Share 373 Tweet 233
  • Mutuba Specta: SMPM 1 Babat Tutup Akhir Tahun Ajaran dengan Pagelaran

    74 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Bergerak Bersama, Hidup Sehat Terwujud: Jalan Sehat Aisyiyah Kedungpring

    68 shares
    Share 27 Tweet 17
  • STIT Muhammadiyah Kediri dan USIM Malaysia Jalin Kerja Sama Global

    73 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Hujan Pertanyaan! Kemeriahan Adu Ide dan Gagasan Calon Kepala Sekolah Kreatif Baratajaya

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • Guru SD Mudisa Jember Terpukau atas Penampilan Puisi Reksa saat Studi Tiru Sekolah Inklusi di SD Mupat

    34 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Muhida Gelar Munaqosyah Akhir Sanah, Latih Mental Calon Hafidz Sukses

    28 shares
    Share 11 Tweet 7
  • Hangat dan Berkesan! Cafe Serundeng Jadi Saksi Momen Pisah Kenang Siswa Kelas 6-C SD Musix

    27 shares
    Share 11 Tweet 7
  • Menjadi Penjaga Kalamullah: Wisuda Tahfidzul Quran ke-9 SD Mumtaz

    35 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Perpisahan Tak Harus Haru, SD Mupat Rayakan Kebersamaan dengan Fun Games Seru

    27 shares
    Share 11 Tweet 7

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358747 shares
    Share 143499 Tweet 89687
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232987 shares
    Share 93195 Tweet 58247
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231093 shares
    Share 92437 Tweet 57773
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171531 shares
    Share 68612 Tweet 42883
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122380 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122279 shares
    Share 48912 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim